السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Panel Home
Other Content
HADITSHR BUKHARI
    • Posts
    • Comments
    • Pageviews

  • Translate
  • Tanpa Islam Hidup Seakan Gelap

    Buku pada meja Mustafa Garmet berjudul "Changin your Game Plan. (Mengubah Rencana Permainan Anda)" Untuk seorang Afrika Amerika, yang menghentikan siklus kehidupan kriminalnya dengan memeluk agama Islam, buku tersebut menghubungkan tidak seperti yang lainnya.

    "Saya dapat mengenali dengan mengubah rencana permainan, mengubah cara anda berfikir, karena hal itu sedikit banyak merupakan cerita hidup saya," Garment, sekarang merupakan seorang koordiantor forensik di Pengadilan Kesehatan Mental Brooklyn.

    Berbicara lembut, dengan jenggot yang lebat, Garment, 64 tahun, bukanlah pria yang sama dengan pria yang dulu sekitar 20 tahun yang lalu.

    Bekerja pada Pengadilan Kesehatan Mental, seorang afiliasi dari Pengadilan Mahkamah Agung negara bagian New York, ia membantu tahanan penjara mendapatkan perawatan untuk penyakit mental dan kecanduan obat-obatan.

    Tidak ada orang yang dapat membantu dengan lebih baik dari pada Garment, yang menghabiskan awal perjuangan hidupnya dengan tuna wisma dan kecanduan alkohol dan obat-obatan.

    Tumbuh dalam masyarakat Harlem yang sangat miskin, ia mengalami masa anak-anak dengan penuh penderitaan.

    "Saya ingat menjadi dangan kelaparan. Saya mengingat merasa lemah karena kelaparan."

    Pengalaman pertamanya dengan obat-obatan dan alkohol, yang menjadi bagian dari "gaya hidupnya" selama 30 tahun, dimulai pada umur 30 tahun.

    Garment mengatakan bahwa bagian dari diterima diantara teman-temannya temasuk rutinitas merokok mariyuana dan meminum anggur putih.

    "Saya akan menemui ibu saya di bar," ia mengatakan tentang dirinya yang dulu.

    Ia keluar dari Sekolah Menengah Umum pada awal kelas sepuluh.

    Tetapi hal itu terjadi ketika ia mengenal ganja, sebuah bentuk yang dapat dirokok dari kokain dimana dasar gaya hidup kecanduan Garment mencapai puncaknya.

    Ia mulai mencuri dan bahkan menjual obat-obatan terlarang pada satu titik untuk memenuhi hasrat kecanduannya.

    "Ketika anda kecanduan ganja, pikiran pertama yang datang dalam pikiran anda adalah bagaimana untuk mendapatkannya lagi."

    Ia tumbuh menjadi orang yang dingin dan pemarah dan dipenjara selama lebih dari 30 kali karena kejahatan sekitar bandar obat-obatan sampai perampokan.

    Titik balik

    Ditengah-tengah masalah obat-obatan dan penahanannya, Garment, yang dibesarkan oleh ayah baptis, kontak pertamanya dengan Islam pada tahun 1972.

    Kemudian pada umur 27 tahun, ia beralih dan menikah dengan seorang wanita Muslim.

    Tetapi Garment mengakui bahwa perubahannya hanya nominal, dan perubahannya tersebut tidak menjauhkan dirinya dari gaya hidup kriminalnya.

    "Pada waktu itu, saya tidak berpikir tentang mengubah rencana permainan saya," ia berkata.

    "Saya memiliki pemikiran yang sama. Jadi saya cukup mendapatkan hal yang sama yang selalu saya dapatkan dulu. Saya tidak berubah."

    Selama hidupnya dikenal dengan kecanduan dan penahanan, istrinya yang seorang Muslim pada akhirnya meminta untuk bercerai.

    Pada akhirnya pada 1998, setelah hampir mencapai hampir 40 tahun hidup di jalanan, berjuang di dapur-dapur sup dan mencuri dan menggunakan obat-obatan, maka Garment memutuskan untuk membuka sebuah bab baru dengan dirinya sendiri.

    Ia mulai menghadiri pertemuan Narkotika tanpa nama dan mencari pertolongan melalui The Bridge, sebuah organisasi yang membantu tuna wisma dan mereka dengan masalah-masalah penyalahgunaan obat-obatan.

    Kemudian Garment bertemu dengan Amin, guru Muslimnya yang membimbingnya menjadi seorang Muslim yang sebenarnya sambil dalam jalannya menyembuhkan diri.

    Amin, seorang mantan pecandu heroin dan pasien AIDS, mengenalkan Garment dengan Millati Islami – sebuah program penyembuhan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam.

    "Kami membicarakan tentang menjadi lebih dekat dengan Allah, membicarakan tentang berdoa," Garment mengingat-ingat.

    Lucille Jackson, yang dulunya menjalankan The Bridge, menggambarkan penemuan kembali Garment dengan Islam sebagai titik balik baginya.

    "Ia mendapatkan manfaat dalam jalan yang positif dari apa yang ada disekelilingnya. Ia memanfaatkan pengetahuan dengan sangat baik."

    Membantu yang lain.

    Jackson sangat terkesan bahwa ia memutuskan untuk memberi Garment sebuah pekerjaan dalam organisasinya ketika ia masih dalam penyembuhannya.

    Ketika ia menjadi Direktur Proyek dari Pengadilan Kesehatan Mental Brooklyn, ia ingin memperkerjakannya sebagai seorang koordinator forensik.

    Tetapi karena catatan kriminal Garment, ia perlu mendapatkan sebuah ijin khusus dari Mahkamah Agung negara untuk memperkerjakannya. Dan ia berhasil.

    Pekerjaan Garment melibatkan hubungan tawanan dengan layanan yang mereka butuhkan untuk menemukan perawatan untuk penyakit mental dan masalah penyalahgunaan zat-zat terlarang atau untuk membantu mereka dengan masalah pengangguran dan tuna wisma.

    Walaupun ia tidak diharuskan untuk berbagi pengalamannya sendiri dengan kliennya, ia benar-benar berbicara tentang pengalamannya jika ia percaya hal ini akan membantu seseorang, terutama pemuda yang hidup dengan tragedinya sendiri sebagai anak muda.

    "Saya melihat bahwa hidup mereka dicemari. Saya menganggap mereka seperti anak-anak saya sendiri. Saya mengatakan pada mereka Pergilah sekolah, jangan lakukan semua hal buruk ini pada dirimu sendiri."

    Jackson menggambarkan kerja Garment sebagai "menakjubkan"

    "Ia manusia yang sangat hebat," ia berkata pada IOL.

    "Ia tidak pernah mengijinkan apa pun menghalanginya untuk membantu klien. Ia menempuh jarak ekstra."

    Sekarang ia adalah seorang ayah dan kakek yang bahagia, Garment bersyukur setiap hari karena menemukan Islam selama hari-hari terberatnya dalam hidupnya.

    Disamping pekerjaannnya, ia telah menyelesaikan Pendidikan Pengembangan Umum (General Educational Development / GED). Ia juga menjalani kelas-kelas bahasa Arab untuk benar-benar mengerti Al-Quran.

    Garment berencana untuk mendapatkan sebuah gelar dalam Studi-studi Islam suatu hari nanti.

    "Ketika kita muda, kita selalu menyalahkan segalanya kepada orang kulit putih," ia mengingat.

    "Tetapi saya seorang Muslim sekarang. Kondisi saya adalah dengan tangan saya sendiri dan dengan kehendak Allah." (ppt/iol)

    0komentar :

    Posting Komentar

    top