السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Panel Home
Other Content
HADITSHR BUKHARI
    • Posts
    • Comments
    • Pageviews

  • Translate
  • Umrah


    Umroh atau Umrah (bahasa Arab: عمرة)
    umroh-umrahKata Umroh sering dijumpai perbedaan penulisan antara Umroh dan Umrah, namun dalam ucapan kita sering menyebutkan kata Umroh, dalam artikel ini akan fokus membahas tentang pengertian Umrah atau Umroh itu sendiri bukan pada penulisan atau ucapan Umroh atau Umrah.

    A. Makna Umrah.
    Secara bahasa, kata umrah bermakna ziarah (berkunjung, atau mengunjungi).
    Adapun maknanya secara syar'i adalah berziarah ke Baitullah dengan melaksana-kan thawaf di sekelilingnya, sa'i di antara Shafa dan Marwah serta mencukur rambut kepala atau memendekkannya.

    B. Dalil di Syari'atkannya Ibadah Umrah.

    * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
    “…Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah…”

    * Bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melaksanakan ibadah umrah sebanyak empat kali.
    Imam Ibnu Katsir berkata: "Telah tetap bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melaksanakan umrah sebanyak empat kali, semuanya beliau kerjakan pada bulan Dzulqa'dah.
    1) Umrah Hudaibiyyah pada bulan Dzulqa'dah tahun 6 H.
    2) Umratul Qadha' pada bulan Dzul-qa'dah tahun 7 H.
    3) Umrah Ji'ranah pada bulan Dzul-qa'dah tahun 8 H.
    * Umrah yang beliau sertakan dengan ibadah hajinya pada bulan Dzul-qa'dah tahun 10 H

    * Para ulama telah sepakat atas di sya-ri'atkannya umrah meskipun mereka berbeda pendapat tentang hukumnya apakah wajib atau mustahab (sangat dianjurkan).

    C. Keutamaan Umrah.

    Umrah adalah salah satu di antara ibadah yang paling mulia dan upaya pendekatan diri kepada Allah yang paling afdhal. Dengannya Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengangkat derajat hamba-hamba-Nya dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah menganjurkannya, baik melalui uca-pan maupun perbuatan beliau Shalallaahu alaihi wasalam . Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:

    "(Pelaksanaan) umrah hingga umrah yang berikutnya adalah pelebur dosa (yang di-lakukan) di antara keduanya".

    Demikian pula sabda beliau:

    "Ikutilah antara pelaksanaan haji dengan (melaksanakan) umrah, karena keduanya melenyapkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat pandai besi melenyapkan kotoran yang ada pada besi, emas dan perak."

    D. Rukun-Rukun Umrah.

    * Ihram yaitu masuk dalam ibadah umrah dengan mengucapkan: 'Labbaikallohumma bi'umrah

     hal ini berdasarkan pada hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :
         
    "Sesungguhnya semua amal perbuatan hanyalah (disertai) dengan niat.”

    * Melaksanakan thawaf (umrah) berdasarkan Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala :
    "…Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah tua itu (Baitullah).”

    * Melaksanakan sa’i di antara Shafa dan Marwah, berdasarkan firman Allah Subhannahu wa Ta'ala :
          "Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebahagian dari syi’ar Allah, maka barangsiapa yang beribadah haji atau berumrah, tidak ada dosa baginya untuk mengerjakan sa’i antara keduanya…"
          Dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

    "Laksanakanlah sa’i karena sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mewajibkan atas-mu untuk melaksanakan sa’i."

    * Mencukur rambut atau memendekkannya, berdasarkan pada hadits ’Abdullah bin ‘Umar Radhiallaahu anhu , bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

    "Barangsiapa di antara kamu yang tidak membawa binatang hadyu (kurban), maka hendaklah ia melaksanakan thawaf di Baitullah dan (sa’i) di antara Shafa dan Marwah, serta memotong pendek (rambutnya) bertahallul."

    E. Hal-Hal yang Diwajibkan Dalam Umrah.

    * Bagi mereka yang akan melaksanakan umrah, jika tempat tinggal mereka di-luar miqat, maka mereka harus ber-ihram dari miqat.

    * Bagi yang tinggal di dalam lokasi miqat, mereka berihram dari rumah/tempat tinggal mereka.

    * Orang yang bermukim di Makkah (tanah Haram), jika akan melaksana-kan umrah, maka ia wajib keluar dari tanah Haram ke daerah "Hil" yang terdekat, seperti Tan'im atau Ji'ranah dan berihram dari sana. Hal ini berdasarkan hadits 'Abdurrahman bin Abi bakar ash-Shiddiq Radhiallaahu anhu dia berkata:

    "Bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memerintahkannya membonceng 'Aisyah dan mengantarnya untuk umrah dari Tan'im."

    F. Waktu Umrah.

    Waktu pelaksanaan umrah adalah hari-hari sepanjang tahun tanpa pengecualian. Akan tetapi jika dilaksanakan pada bulan Ramadhan lebih afdhal, berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :

    "Umrah di bulan Ramadhan sama dengan ibadah haji."

    Makna hadits ini, bahwasanya pahala umrah yang dikerjakan pada bulan Ramadhan sama dengan pahala haji. Hadits ini tidak berarti bahwa umrah pada bulan Ramadhan dapat menggugurkan kewajiban haji, karena telah menjadi ijma' (kesepakatan) bahwasanya umrah tidak cukup untuk menggantikan posisi haji yang wajib.

    Demikian pula hadits ini menunjukkan bahwa pahala suatu amal ibadah akan bertambah jika dilakukan pada waktu yang mulia, sebagaimana pahala akan bertambah pula jika dikerjakan dengan penuh kekhusyu'an dan keikhlasan.

    G. Umrah Sebelum Melaksanakan Ibadah Haji.

    Seseorang yang belum melaksanakan ibadah haji dibolehkan untuk melaksana-kan umrah. Hal ini berdasarkan hadits 'Ikrimah bin Khalid Radhiallaahu anhu , beliau bertanya kepada ‘Abdullah bin ‘Umar bin al-Khaththab Radhiallaahu anhu tentang umrah yang dilaksanakan oleh seorang yang belum menunaikan haji. Maka Ibnu 'Umar berkata: (tidak mengapa). 'Ikrimah bertutur: "Abdullah Ibnu ‘Umar Radhiallaahu anhu berkata:

    "Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melaksanakan umrah sebelum beliau melaksanakan haji."
    Demikian pula telah shahih dari al-Barra' bin 'Azib Radhiallaahu anhu, beliau berkata:

    "Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam melaksanakan umrah dibulan Dzulqa'dah sebelum beliau haji (sebanyak) dua kali."

    Imam al-Baghawi menuturkan:

    "Para ulama telah sepakat akan kebolehan mendahulukan ibadah umrah atas ibadah haji."

    Catatan/Peringatan penting:

    * Dalam melaksanakan umrah, hendaklah memperhatikan sunnah-sunnah ihram, thawaf dan sa'i yang telah dibahas pada pembahasan yang lalu.

    * Tidak disyari’atkan dan tidak pula dian-jurkan bagi jama'ah haji yang telah ber-umrah dan telah berada di Makkah untuk mengulang-ulangi umrah dari Tan'im atau Ji'ranah, karena pekerjaan tersebut tidak dicontohkan oleh Rasulullah e dan para Sahabat beliau.
    __________________________
    tambahan

    Keutamaan Umrah

    Setiap orang pasti merindukan tanah suci, apalagi Ka’bah di tanah haram Makkah. Di tempat tersebut ada dua aktivitas ibadah yang mulia yaitu umrah dan haji. Untuk umrah sendiri bisa dilakukan setiap saat. Sedangkan haji hanya khusus di bulan haji, bulan Dzulhijjah.

    Umrah sendiri memiliki beberapa keutamaan.

    1. Umrah adalah jihad sebagaimana ibadah haji.

    ‘Aisyah berkata,

    قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ قَالَ « نَعَمْ عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لاَ قِتَالَ فِيهِ الْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ .

    “Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh.” (HR. Ibnu Majah no. 2901, hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani).

    2. Menghapus dosa di antara dua umrah.

    Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

    “Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)

    3. Umrah menghilangkan kefakiran dan menghapus dosa.

    Dari Abdullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

    “Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)

    Ibadah mulia ini pun dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabat baik tatkala beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup atau pun ketika sudah tiada. Ini pun menunjukkan kemuliaan ibadah tersebut.

    Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mudahkan kita melakukan ibadah yang mulia ini. Wallahu waliyyut taufiq.


    Referensi: Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik, terbitan Maktabah Taufiqiyah, 2/276.
                    dan berbagai sumber lainnya ...

    top