السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Panel Home
Other Content
HADITSHR BUKHARI
    • Posts
    • Comments
    • Pageviews

  • Translate
  • Iman Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

    Orang Muslim beriman kepada Allah subhanahu wa ta'ala dalam arti membenarkan eksistensi Allah bahwa Allah Pencipta langit dan bumi, bahwa Allah mengetahui alam gaib dan alam nyata, bahwa Allah Tuhan segala sesuatu sekaligus pemiliknya, bahwa Tidak ada Tuhan selain Dia, bahwa Allah Mahaagung dan Mahatinggi yang bersifatkan seluruh kesempurnaan, dan bersih dari semua kekurangan. Iman seperti ini semua adalah petunjuk Allah subhanahu wa ta'ala sebelum segala sesuatu. Karena, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, "Dan kita tidak mendapatkan petunjuk, jika Allah tidak memberi petunjuk kepada kita." Di samping itu, karena dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal sebagai berikut.

    Dalil-Dalil Wahyu

    Penjelasan Allah subhanahu wa ta'ala tentang eksistensi diri-Nya, tentang penciptaan-Nya terhadap makhluk, tentang nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya, itu semua ada di dalam Al-Qur'an, di antaranya adalah sebagai berikut.

    Allah subhanahu wa ta'ala berfirman(yang artinya), "Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah, Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam." (Al-A'raaf: 54). Firman Allah ketika memanggil Nabi Musa Alaihissalam. di pinggir Lembah Kanan di lokasi yang diberkahi I sebelah pohon, "Hai Musa, sesungguhnya Aku Allah, Tuhan semesta alam." (Al-Qashash: 30).

    "Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (Thaha: 14).

    "Dan Dia-lah Allah Yang tidak ada Tuahan (yang berhak disembah) selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tidak ada Tuahan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Mahasejahterah, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Mahamemelihara, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang memiliki segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan, Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Al-Hasyr: 22-24).

    "Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan." (Al-Fatihah: 2-4).

    "Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kalian semua agama yang satu dan Aku Tuhan kalian, maka sembahlah Aku." (Al-Anbiya: 92).

    "Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kalian semua, agama yang satu dan Aku Tuhan kalian, maka bartakwalah kepada-Ku." (Al-Mukminun: 52).

    "Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-Tuhan selain Allah, tentulah keduanya telah rusak, binasa. Maka Mahasuci Allah yang mempunyai Arasy daripada apa yang mereka sifatkan." (Al-Anbiya': 22).
    Dalil-Dalil Akal

    Keberadaan berbagai alam dan beragaman makhluk, kesemuanya, bersaksi atas keberadaan Sang Pencipta: Allah subhanahu wa ta'ala. Sebab, di dunia ini tidak ada satu pihak pun yang mengaku menciptakan alam ini selain Allah subhanahu wa ta'ala. Akal memandang mustahil keberadaan sesuatu tanpa pencipta. Bahkan, akal memandang mustahil terjadinya sesuatu yang paling luas tanpa pencipta. Itu sama saja seperti keberadaan makanan tanpa ada pihak yang memasak, atau keberadaan permaidani di atas tanah tanpa ada pihak yang menggelarnya. Kalau begitu, bagaimana dengan alam yang besar ini, langit dengan orbit-orbit di sekitarnya, matahari, bulan, bintang-bintang, semuanya berbeda bentuk, ukuran, dimensi, dan perjalanannya? Bagaimana dengan bumi dan apa saja yang diciptakan di dalamnya tumbuhan, hewan, jin, manusia, di samping berbagai ras manusia, dan idividu-individu yang berbeda warna, berbeda bahasa, berbeda pengetahuan, berbeda pemahaman, berbeda ciri khas, tambang-tambang yang banyak sekali, sungai-sungai yang dialirkan di dalamnya, tanah keringnya di kelilingi laut-laut, dan sebagainya?

    Keberadaan fiman Allah yang bisa kita baca, renungkan, dan pahami makna-maknanya, itu semua dalil tentang keberadaan Allah. Karena, mustahil ada firman tanpa ada pihak yang memfirmankannya, dan mustahil ada ucapan tanpa ada pihak lain yang mengucapkannya. Jadi, firman Allah menunjukkan tentang keberadaan-Nya.

    Firmannya mengandung perundang-undangan paling kokoh dan sistem yang paling bijak yang pernah dikenal oleh manusia. Firman yang bijak dan benar ini mustahil menutut akal manusia dinisbatkan kepada salah seorang dari mereka, sebab firman seperti itu jauh di atas kemampuan manusia, dan jauh di atas tingkat pengetahuan mereka. Jika firman tersebut bukan ucapan manusia, maka firman tersebut adalah ucapan Pencipta manusia, dan itu bukti tentang keberadaan Allah, ilmu-Nya, kemampuan-Nya, dan kearifan-Nya.
    Adanya sistem yang cermat ini, semua makhluk hidup tunduk pada ketentuan-ketentuan tersebut, tidak keluar dari padanya dalam kondisi apa pun. Manusia, misalnya, spermanya menempel pada rahim, kemudian tahapan-tahapan ajaib berlangsung dan tidak ada yang melakukan intervensi di dalamnya kecuali Allah. Tiba-tiba setelah sperma itu kelaur menjadi manusia sempurna. Ini pada pembentukan dan penciptaan manusia. Seperti itu pula pada perkembangan manusia dari bayi dan anak-anak kepada besar dan dewasa, lalu tua.

    Berdasarkan dalil-dalil akal dan dalil-dalil wakyu di atas, orang Muslim beriman kepada Allah subhanahu wa ta'ala, beriman kepada rububiyah-Nya terhadap segala sesuatu, dan ketuhanan-Nya bagi manusia generasi pertama hingga generasi terakhir. Karena asas iman dan keyakinan inilah kehidupan seorang Muslim menjadi teratur.

    Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, atau Ensiklopedi Muslim: Minhajul Muslim, terj. Fadhli Bahri

    0komentar :

    Posting Komentar

    top