Komitmen merupakan kunci yang penting dalam membukan kesuksesan hakiki. Sebagaimana uraian yang lalu, salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan komitmen seseorang adalah keimanan seseorang kepada Allah dan hari Akhir.
Dalam konteks keimanan, ada hal penting yang perlu menjadi perhatian kita. Dalam Al Quran, orang beriman di abadikan melalui surat al mu’minuun. Salah satu makna mu’min sendiri di terangkan dalam Al Quran sebagaimana ayat ;
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”. (Al hujurat 49 : 15)
Jika kita perhatikan ayat diatas, kata-kata ragu yang di tempatkan setelah kata iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa, orang-orang mu’min hanyalah mereka yang telah memiliki keimanan yang mantap tanpa keragu-raguan. Sehingga keragu-raguan, adalah satu hal yang perlu kita cermati bersama.
Keragu-raguan hanya akan terjadi jika seseorang di hadapkan dengan dua pilihan. Mereka yang ragu dengan petunjuk Allah melalui Al Quran, tentunya memiliki pilhan lain selain petunjuk Allah. Yang kemudian dalam Al Quran, dinyatakan dalam beberapa ayat ;
Yang pertama ; mereka menuhankan pikiran mereka, hal ini sebagaimana ayat ;
“Apakah mereka diperintah oleh fikiran-fikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas?” (Ath Thuur : 52 : 32)
Yang kedua; mereka menuhankan hawa nafsu, hal ini sebagaimana ayat ;
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya” (Al Jaatsiyaah 45 : 23) .
Yang ketiga; hati mereka diliputi dengan syaitan, hal ini sebagaimana ayat ;
“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka”. (Muhammad : 47 : 25)
Yang ke empat ; mereka adalah orang-orang yang bodoh… hal ini sebagaimana ayat;
“Ia berkata: "Sesungguhnya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah dan aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya tetapi aku lihat kamu adalah kaum yang bodoh." ( Al Ahqoof 46: 23).
Setidaknya, inilah empat hal yang dapat membuat keraguan dalam hati seseorang untuk memilih beriman kepada Allah dan Rasul-nya. Yang pertama, ia adalah pikirannya atau ilmunya yang tidak berdasarkan petunjuk Allah, yang kedua, ia menuhankan atau menuruti hawa nafsunya, yang ketiga, syaitan telah membuat dirinya menjauh dari petunjuk Allah dengan berbuat dosa, dan yang terakhir adalah kaum yang jahil, atau kaum yang bodoh.
Orang-orang mu’min atau orang yang senantiasa beriman, yang disebutkan dalam Al Quran, adalah mereka yang telah mendapatkan kemantapan iman. Mereka telah membuang keragu-raguan dalam hatinya yang di sebabkan oleh setidaknya ke-empat hal yang tadi telah disebutkan.
Ketika seseorang membuang keraguan dalam hatinya yang disebabkan oleh ke-empat hal tersebut, maka secara otomatis, keimanannya akan bertambah, sehingga sampailah ia pada kemantapan iman.
Kemantapan iman dalam konteks ini adalah iman keimanan yang terkadang naik dan terkadang turun hal ini sebagaimana di sabda Rasulullah saw. Walaupun ia naik dan turun, keimanan tetap berada dalam hatinya. Inilah menunjukkan kemantapan iman seseorang.
Karena dalam hadits lain Rasululah saw juga bersabda mengenai iman, bahwa ia dapat keluar dan masuk. Pada saat iman berada dalam hati baik dalam kondisi naik dan turun, seseorang tidak akan bermaksiat kepada Allah, dan pada saat iman sedang keluar dalam hatinya, maka pada saat itulah seseorang bermaksiat kepada Allah.
Kemantapan iman juga , sangat selaras dengan konsep keikhlasan yang sudah kita bahas sebelumnya. Mereka yang memurnikan ad-dien, adalah mereka yang tidak pernah ragu dalam menjalankan ad-dien secara utuh dan menyeluruh.
Insya Allah, kekuatan iman yang seperti ini, akan sangat berdampak pada komitmen seseorang. Kualitas keimanannya kepada Allah…akan sangat berdampak pada kualitas komitmen yang ia wujudkan kepada dirinya sendiri dan orang lain.
Wallahu’alam
Ref: Doddy Koesdijanto
benar sobat, komitmen memang kunci didalam mengukuhkan iman kita..
BalasHapusdalam hal ini kita harus banyak bersyukur atas nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada kita.
perkokoh iman dan takwa kepada Allah swt dengan memantapkan hati pada Illahi..
terima kasih sudah mengingatkan sobat..
dan ditunggu kunjungan baliknya ya..
salam ukhuwah.. :)
Alhamdulillah, terimakasih ya akhi atas komentarnya, Insya'Allah saya akan berkunjung dan salam ukhuwah juga sahabat.
BalasHapus