Sayyid Qutb berkata, "Hidup bersama AlQur-an adalah nikmat, nikmat yang tidak akan dirasakan kecuali oleh orang-orang yang pernah merasakannya". Ketika sekelompok hamba Allah mempelajari dan mengkaji isi Qur-an, maka malaikatpun datang membawa keberkahannya. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, " Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di satu rumah di antara rumah-rumah Allah melainkan menyebarlah di antara mereka rahmat, dan Malaikat turun menaungi mereka dan Allah mengingat mereka di sisi-Nya ".
Di dalam al Qur’an surat Ali Imran: 45-47 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
45. Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.
46. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
47. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya[419]. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik[420].
[419] Pengikut pengikut Injil itu diharuskan memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalam Injil itu, sampai pada masa diturunkan Al Quran.
[420] Orang yang tidak memutuskan perkara menurut hukum Allah, ada tiga macam: a. karena benci dan ingkarnya kepada hukum Allah, orang yang semacam ini kafir (surat Al Maa-idah ayat 44). b. karena menurut hawa nafsu dan merugikan orang lain dinamakan zalim (surat Al Maa-idah ayat 45). c. karena Fasik sebagaimana ditunjuk oleh ayat 47 surat ini.
Al Qur’an Surat Al Maidah: 50
50. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
Kemudian dalam surat al Anbiyaa: 10
10. Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?
Al Qur’an surat Al Kahfi:1-3
1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan[871] di dalamnya;
2. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
3. Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
[871] Tidak ada dalam Al-Quran itu makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran.
Salawat serta salam bagi Nabi yang mu'jizatnya Al Qur'an, imamnya Al Qur'an, akhlaqnya Al Qur'an, dan penghias dadanya, cahaya hatinya juga penghilang kesedihannya adalah Al Qur'an: Nabi Muhammad bin Abdullah, dan keluarganya serta para sahabatnya, yang beriman dengannya, mendukung dan membantunya, serta mengikuti cahaya yang diturunkan kepadanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung, dan seluruh orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Amma ba'du:
Tidak ada di dunia ini, suatu kitab, baik itu kitab agama atau kitab biasa, yang terjaga dari perubahan dan pemalsuan, kecuali Al Qur'an. Tidak ada seorangpun yang dapat menambah atau mengurangi satu hurup-pun darinya.Ayat-ayatnya dibaca, didengarkan, dihapal dan dijelaskan, sebagaimana bentuknya saat diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam, dengan perantaraan ruh yang terpercaya (Jibril).Al Quran berisikan seratus empat belas surah. Seluruhnya dimulai dengan basmalah (bismillahirrahmanirrahim). Kecuali satu surah saja, yaitu surah at Taubah. Ia tidak dimulai dengan basmalah. Dan tidak ada seorang pun yang berani untuk menambahkan basmalah ini pada surah at Taubah, baik dengan tulisan atau bacaan. Karena, dalam masalah Al Qur'an ini, tidak ada tempat bagi akal untuk campur tangan.
Tidak ada di dunia ini suatu kitab yang dihapal oleh ribuan dan puluhan ribu orang, di dalam hati mereka, kecuali Al Qur'an ini, yang telah dimudahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk diingat dan dihapal. Maka tidak aneh jika kita menemukan banyak orang, baik itu lelaki maupun perempuan, yang menghapal Al Qur'an dalam mereka. Ia juga dihapal oleh anak-anak kecil kaum Muslimin, dan mereka tidak melewati satu hurup-pun dari Al Qur'an itu.
Al Qur'an tidak semata dijaga makna-makna, kalimat-kalimat serta lafazh-lafazhnya saja, namun juga cara membaca dan makhraj hurup-hurupnya. Seperti kata mana yang harus madd (panjang), mana yang harus ghunnah (dengung), izhhar (jelas), idgham (digabungkan), ikhfa (disamarkan) dan iqlab (dibalik). Atau seperti yang digarap oleh suatu ilmu khusus yang dikenal dengan 'ilmu tajwid Al Qur'an'.
Al Qur’an Surat Al Israa:9
9. Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,
Al Qur’an Surat Al Maidah: 15-1615. Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan[408].
16. Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
[408] Cahaya Maksudnya: Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. dan kitab Maksudnya: Al Quran.
AlQur’an surat An-Nisaa: 174
174. Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).
AlQur’an Surat At Taghaabun: 8
8. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah Kami turunkan. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Di antara karakteristik cahaya adalah: Dirinya sendiri telah jelas, kemudian ia memperjelas yang lain. Ia membuka hal-hal yang samar, menjelaskan hakikat-hakikat, membongkar kebatilan-kebatilan, menolak syubhat (kesamaran), menunjukkan jalan bagi orang-orang yang sedang kebingungan saat mereka gamang dalam menapaki jalan atau tidak memiliki petunjuk jalan, serta menambah jelas dan menambah petunjuk bagi orang yang telah mendapatkan petunjuk.
Pentingnya Al Qur’an
Tujuan utama turunnya al Qur’an adalah menjadi aturan hidup agar tidak terjadi kerusakan dimuka bumi akibat tidak sesuai dengan sunatullah. Disamping itu, turunnya al-Qur’an adalah untuk menghubungkan manusia dengan Rabbnya, agar manusia mengetahui bahwa Allah semata yang patut disembah dan diibadahi. Di dalam Al qur’an terkandung konsep membentuk pribadi yang saleh, yang akan dianugerahkan amanah untuk menjadi saksi bagi manusia. Yang diciptakan untuk memberikan manfaat bagi manusia dan memberikan petunjuk bagi mereka.
Al-Qur’an juga menyerukan untuk membentuk keluarga yang akan menjadi menjadi cikal bakal terbentuknya suatu masyarakat. Juga mengajarkan sikap adil terhadap kalangan perempuan, yang merupakan pokok utama dalam bangunan keluarga.
Al-Qur’anpun mengajarkan manusia untuk saling mengenal dan tidak saling mengisolasi diri, saling mencintai dan membenci karena Allah. Al qur’an juga menyerukan agar bekerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan, bukan dalam kejahatan dan permusuhan dan lain sebagainya.
Al-Qu’ran dalam Surat Al-Isra' ayat 82 dinyatakan sebagai Obat: "Dan Kami turunkan dari Al-Qu’ran suatu yang menjadi penawar dan rahmat...". Kemudian seorang ulama Al-Azhar, Khairi Makawy mengatakan bahwa Allah swt. menyifati Al-Qur’an dengan al-syifa', yang ditafsirkan oleh para ulama dengan 'hilangnya rasa sakit' (zawal al-maradh) dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Disamping itu semua, bahwa membaca ayat-ayat Al-Qur’an dapat mendatangkan ketentraman hati bagi pembacanya sehingga akan menjadi sumber kebahagian, kekuatan dan kemampuan untuk memberi respon positif terhadap ujian dan tantangan yang Allah berikan..
Al Qur’an surat Ar Ra’du: 28
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Hati yang selalu gelisah, tidak tenang dan selalu menyimpan rasa benci dan dendam kepada orang lain, adalah hati yang belum menemukan 'penawar'nya. Al-Qur’an adalah 'mutiara' dalam hidup. Ia adalah pedoman bahtera dan haluan hidup. Dia adalah 'cahaya' dalam kegelapan. Sayang sekali bila berlalunya hari semakin menjauhkan seseorang dari cahaya Al-Qur’an.
Demikian pentingnya keberadaan Al-Qur’an dalam kehidupan manusia, sehingga mengimani dan mengamalkan kandungannya menjadi satu kewajiban tersendiri bagi seorang muslim.
Hidup dan berinteraksi dengan al-Quran tercakup dalam beberapa bentuk aktifitas :
1. Tilawah (membaca)
Yaitu dengan senantiasa membaca Al Qur’an pada hari-hari kehidupannya dengan cara mengutamakan membaca Al-Qur-an daripada bacaan atau aktifitas lain, misalnya diawal hari seperti setelah sholat malam sebelum adzan subuh. Dan atau waktu lain yang telah ditentukan sebagai waktu wajib membaca Qur’an pada setiap harinya
2. Hifdz (menghafal)
Melalui perencanaan/dibuat program dan jadwal rutin kapan saatnya dimana Qur’an hanya diperlalukan untuk dihafalkan. Karena bila tidak direncanakan, diprogramkan atau dijadwalkan secara khusus seringkali aktifitas menghafal qur’an terabaikan. Demikian terus dari waktu ke waktu hingga ketika menyadari ternyata sudah lama tidak mengulang hafalan atau bahkan tidak pula menghafal Qur’an.
Untuk keberhasilan progam ini, lebih baik jika dilakukan bersama-sama atau paling tidak adalah bersama teman atau pasangan.
3. Tadabbur (mengkaji)
Mentadaburi Al Qur’an dapat dilakukan sendiri-sendiri dengan cara membaca terjemahannya ke dalam bahasa yang dapat dimengerti atau dengan bersama-sama pada suatu forum kajian Tafsir al Qur’an. Bila dilakukan sendiri-sendiri , dapat dilaksanakan bersamaan ketika kita mengulang hafalan atau sambil menghafal Al Qur’an, pada sebagian orang hal itu dapat mendukung proses pengingatan apa yang coba dihafalkannya.
Selain itu dapat pula dengan cara membaca terjemahannya pada waktu setelah tilawah Qur’an.
4. Amal (Mengamalkan)
Yang dimaksud adalah mengamalkan isi dan kandungan Al-Qur’an.Al-Qur’an berisikan hal-hal yang mengatur peri kehidupan manusia dari urusan sehari-hari hingga urusan mengatur sebuah negeri. Karenanya bagi seorang muslim tiadalah panduan hidup itu terkecuali bersumber dari Al-Qur’an. Tiap ayat-ayatnya mengandung sesuatu agar difahami dan kemudian diamalkan.
Keempat bentuk aktifitas ini satu dengan yang lainnya saling mendukung, oleh sebab itu keempat bentuk ini menjadi syarat utama atau menjadi hal yang esensial untuk dapat dikatakan hidup bersama al-Qur’an.
Umat yang berada di abad-abad pertama yang merupakan abad-abad yang paling utama telah berinteraksi dengan baik dengan Al Qur'an. Mereka berlaku baik dalam memahaminya, mengetahui tujuan-tujuannya, berlaku baik dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan mereka, dalam bidang-bidang kehidupan yang beragam, serta berlaku baik pula dalam mendakwahkannya. Contoh terbaik hal itu adalah para sahabat. Kehidupan mereka telah diubah oleh Al Quran dengan amat drastis dan revolusioner. Al Qur'an telah merubah mereka dari perilaku-perilaku jahiliyah menuju kesucian Islam, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke dalam cahaya. Kemudian mereka diikuti oleh murid-murid mereka dengan baik, untuk selanjutnya murid-murid generasi berikutnya mengikuti murid-murid para sahabat itu dengan baik pula. Melalui mereka itulah Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan petunjuk kepada manusia, membebaskan negeri-negeri, memberikan kedudukan bagi mereka di atas bumi, sehingga mereka kemudian mendirikan negara yang adil dan baik, serta peradaban ilmu dan iman.Kemudian datang generasi-generasi berikutnya, yang menjadikan Al Qur'an terlupakan, mereka menghapal hurup-hurupnya, namun tidak memperhatikan ajaran-ajarannya. Mereka tidak mampu berinteraksi secara benar dengannya, tidak memprioritaskan apa yang menjadi prioritas Al Qur'an, tidak menganggap besar apa yang dinilai besar oleh Al Qur'an serta tidak menganggap kecil apa yang dinilai kecil oleh Al Qur'an. Di antara merek ada yang beriman dengan sebagiannya, namun kafir dengan sebagiannya lagi, seperti yang dilakukan oleh Bani Israel sebelum mereka terhadap kitab suci mereka. Mereka tidak mampu berinteraksi secara baik dengan Al Qur'an, seperti yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Meskipun mereka mengambil berkah dengan membawanya serta menghias dinding-dinding rumah mereka dengan ayat-ayat Al Qur'an, namun mereka lupa bahwa keberkahan itu terdapat dalam mengikuti dan menjalankan hukum-hukumnya. Seperti difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat Al An'aam: 155
155. Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah Dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.
Allahummarhamna bil Quran, waj`alhu lana imaman wa nuran wa hudanwa rahmah.Amin
Waallohua’lam bishawab
Sumber :
Al Qur’an& Terjemahan
‘Berinteraksi dg alQur’an’, Qaradawi.net
‘Taman Qur’an’, Eramuslim.com
‘Al-Qur’an:Penawar’, Qosim Nursheha Dzulhadi
0komentar :
Posting Komentar