السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Panel Home
Other Content
HADITSHR BUKHARI
    • Posts
    • Comments
    • Pageviews

  • Translate
  • Kajian Beratnya Siksa Neraka

    Banyak ayat dan hadits yang menggambarkan kondisi surga dan neraka. Ada yang digambarkan kondisi surga dan neraka, ada yang digambarkan kondisi penghuninya. Diberitakan tentang kondisi surga agar umat manusia termotivasi untuk mendapatkananya, dan di gambarkan kondisi neraka agar umat manusia takut dan berusaha untuk menghindarinya.

    Diantara ayat yang menggambarkan beratnya kondisi di neraka, adalah apa yang Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

    فَذُوقُواْ فَلَن نَّزِيدَكُمۡ إِلَّا عَذَابًا

     “Karena itu, rasakanlah! Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kalian selain daripada adzab” (An-Naba':30)

    Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam Tafsir Juz ‘Amma menjelaskan:
    Perintah di sini adalah sebagai bentuk penghinaan dan pelecehan terhadap mereka (orang-orang kafir). Yakni, akan dikatakan kepada para penghuni neraka. “Rasakanlah adzab sebagai penghinaan atas kalian. Kami tidak akan menambah kepada kalian selain adzab. Dan Kami tidak akan meringankan adzab tersebut atas kalian. Bahkan Kami tidak akan membiarkan kalia begitu saja, namun Kami akan menambah adzab menjadi lebih dahsyat, lebih lama dan lebih beraneka ragam.

    Dalam ayat lain disebutkan bahwa  mereka meminta kepada malaikat penjaga Jahannam:

      ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ يُخَفِّفۡ عَنَّا يَوۡمً۬ا مِّنَ ٱلۡعَذَابِ

     “Mohonkahlah kepada Rabb-mu, supaya Dia meringankan adzab dari kami barang sehari” (Ghaafir:49)

    Perhatikanlah perkataan mereka tersebut dari beberapa sisi:

    Pertama
    Mereka tidak meminta kepada Allah subhanahu wa ta'ala, namun  mereka memintanya kepada malaikat penjaga neraka. Karena Allah subhanahu wa ta'ala telah mengatakan kepada mereka:

    “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku” (Al-Mu'minun:108)

    Mereka merasa diri mereka tidak pantas meminta dan berdoa kepada Allah secara langsung tanpa perantara.

    Kedua
    Mereka berkata: “Mohonkahlah pada Rabb-mu”, bukan “Mohonkanlah kepada Rabb kami”, karena wajah dan hati mereka tidak kuasa untuk mengatakan atau menyandarkan rububiyah Allah kepada diri mereka, yakni mengatakan “Rabb kami”. Mereka memiliki cacat dan cela sehingga merasa tidak pantas  untuk menyandarkan rububiyah Allah kepada diri mereka. Mereka hanya berkata “Rabb-mu”

    Ketiga
    Mereka tidak mengatakan “Angkatlah adzab tersebut dari kami”. Namun mereka katakan: “Ringankanlah adzab tersebut dari kami” Na'udzubillah, karena mereka sudah berputus asa untuk bisa lepas dari siksa Allah subhanahu wa ta'ala

    Keempat
    Mereka tidak mengatakan “Ringankanalah adzab ini selama-lamanya!” Namun mereka mengatakan: “Ringankanlah adzab ini barang sehari saja!” Dengan demikian jelaslah adzab dan kehinaan yang menimpa mereka. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

    “Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) terhina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu” (Asy-Syuura: 45)

    Semoga Allah menyelamatkan kita dari hal tersebut

    Diambil dari Tafsir Juz 'Amma, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

    0komentar :

    Posting Komentar

    top