السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Panel Home
Other Content
HADITSHR BUKHARI
    • Posts
    • Comments
    • Pageviews

  • Translate
  • Kajian Tentang Makkiyah dan Madaniyah

    Cara menentukan Makkiyah dan Madaniyah

    Untuk mengetahui dan menentukan makkiyah dan madaniyah para ulama bersandar pada dua cara utama. Manhaj simâ'i naqli (metode pendengaran seperti apa adanya) dan Manhaj qiyâsi ijtihâdi (menganalogikan dan ijtihad).
    Cara simâ'i naqli: didasarkan pada riwayat sahih dari para sahabat yang hidup pada saat dan menyaksikan turunnya wahyu atau dari para tabi'in yag menerima dan mendengar dari para sahabat bagaimana, dimana, dan peristiwa apa yang berkaitan dengan turunnya wahyu itu. Sebagian besar penentuan makkiyah dan madaniyah itu didasarkan pada cara pertama. Dan contoh-contoh diatas adalah bukti paling baik baginya. Penjelasan tentang penentuan tersebut telah memenuhi kitab-kitab tafsir bi al-ma`tsûr. Kitab asbabun nuzul dan pembahasan-pembahasan mengenai ilmu-ilmu Qur`an.
    Cara qiyâsi ijtihadi: didasarkan pada ciri-ciri makkiyah dan madaniyah. Apabila dalam surah makkiyah terdapat suatu ayat yang mengandung ayat madaniyah atau mengandung persitiwa madani, maka dikatakan bahwa ayat itu madaniyah dan sebaliknya. Bila dalam satu surah terdapat ciri-ciri makki, maka surah itu dinamakan surah makkiyah dan sebaliknya. Inilah yang disebut qiyâs ijtihâdi.

    Perbedaan Makkiyah dan Madaniyah

    Untuk membedakan makkiyah dan madaniyah, para ulama mempunyai tiga cara pandangan yang masing-masing mempunyai dasarnya sendiri.1) Dari segi waktu turunnya. Makkiyah adalah yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan di Makkah. Madaniyah adalah yang turun sesudah hijrah meskipun bukan di Madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun di Makkah atau Arafah adalah madaniyah seperti ayat yang diturunkan pada tahun penaklukan kota makkah,

    إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوْا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللهَ كَانَ سَمِيْعًا بَصِيْرًا

    “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” (Q.S. al-Nisa` [4] : 58)

    Ayat ini diturunkan di Mekkah dalam Ka'bah pada tahun penaklukan kota Makkah. Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut. Karena ia lebih memberikan kepastian dan konsisten.

    2) Dari segi tempat turunnya. Makkiyah adalah yang turun di Makkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Sedangkan Madaniyah ialah yang turun di Madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba, dan Sil`. Pendapat ini mengakibatkan tidak adanya pembagian secara konkrit yang mendua. Oleh karenanya, yang turun dalam perjalanan, di Tabukh, atau di Baitul Maqdis tidak termasuk ke dalam salah satu bagiannya, sehingga ia tidak dinamakan makkiyah ataupun madaniyah. Juga mengakibatkan apa yang diturunkan di Makkah sesudah hijrah disebut makkiyah.

    3) Dari segi sasaran pembicaraan. Makkiyah adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk Makkah dan madaniyah ditujukan kepada penduduk Madinah. Berdasarkan pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat al-Qur`an yang mengandung seruan, "yâ ayyuhânnâs" (wahai manusia) adalah makkiyah, sedang ayat yang mengandung seruan, "yâ ayyuhâlladzîna âmanû" (wahai orang-orang yang beriman) adalah madaniyah. Namun melalui pengamatan cermat, nampak bagi kita bahwa kebanyakan surah al-Qur`an tidak selalu dibuka dengan salah satu seruan itu, dan ketentuan demikian pun tidak konsisten. Misalnya surah al-Baqarah itu madaniyah, tetapi di dalamnya terdapat ayat makkiyah.

    A. MAKKIYAH

    Ketentuan dan Ciri Khas Makkiyah

    Para ulama telah meneliti surah-surah makkiyah dan madaniyah, menyimpulkan beberapa ketentuan analogis bagi keduanya yang menerangkan ciri-ciri khas gaya bahasa dan persoalan-persoalan yang dibicarakannya. Dari situ mereka dapat menghasilkan kaedah-kaedah dengan ciri-ciri tersebut.
    Ketentuan Surah Makkiyah:

    Setiap surah yang didalamnya mengandung "sajdah" maka surah itu makkiyah.
    Setiap surah yang mengandung lafaz "kallâ" berarti makkiyah. Lafaz ini hanya terdapat dalam separuh terakhir dari al-Qur`an dan disebutkan sebanyak tiga puluh tiga kali dalam lima belas surah.

    Setiap surah yang mengandung "yâ ayyuhannâs" dan tidak mengandung "yâ ayyuhâlladzîna âmanû", berarti makkiyah. Kecuali surah al-Hajj yang pada akhir surah terdapat ayat "yâ ayyuhâlladzîna âmanûr ka'û wasjudû". Namun demikian sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat tersebut adalah makkiyah.

    Setiap surah yang menngandung kisah para nabi umat terdahulu adalah makkiyah, kecuali surah al-Baqarah.
    Setiap surah yang mengandung kisah Adam dan iblis adalah makkiyah, kecuali surat al-Baqarah.

    Setiap surah yang dibuka dengan huruf-huruf singkatan seperti Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Ha Mim dll, adalah makkiyah, kecuali surah al-Baqarah dan Alu 'Imran, sedang surah al-Ra'd masih diperselisihkan.

    Tema dan Gaya Bahasa Surah Makkiyah

    Dari segi ciri tema dan gaya bahasa, ayat makkiyah dapatlah diringkas sebagai berikut :

    Ajakan kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah, pembuktian mengenai risalah, kebangkitan dan hari pembalasan, hari kiamat dan kengeriannya, neraka dan siksanya, surga dan nikmatnya, argumentasi dengan orang musyrik dengan menggunkan bukti-bukti rasional dan ayat-ayat kauniah.

    Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang-undangan dan ahlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu masyarakat, dan penyingkapan dosa orang musyrik dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim secara zalim. Penguburan hidup-hidup bayi perempuan dan tradisi buruk lainnya.
    Menyebutkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu sebagai pelaran bagi mereka sehingga megetahui nasib orang yang mendustakan sebelum mereka, dan sebagai hiburan buat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sehingga ia tabah dalam mengadapi gangguan dari mereka dan yakin akan menang.

    Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata yang mengesankan sekali, pernyataannya singkat, ditelinga terasa menembus dan terdengar sangat keras. Menggetarkan hati, dan maknanya pun meyakinkan dengan diperkuat lafal-lafal sumpah, seperti surah-surah yang pendek-pendek dan perkecualiannya hanya sedikit.

    B. MADANIYAH

    Ketentuan Surah Madaniyah

    Setiap surah yang berisi kewajiban atas had (sanksi) adalah madaniyah.
    Setiap surah yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik adalah madaniyah, kecuali surah al-Ankabut adalah makkiyah.
    Setiap surah yang di dalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab adalah madaniyah.
    Tema dan Gaya Bahasa surat Madaniyah
    Dari segi ciri khas, tema dan gaya bahasa, dapatlah diringkaskan sebagai berikut :
    Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial, hubungan internasiaonal baik di waktu damai maupun perang, kaidah hukum dan masalah perundang-undangan.
    Seruan terhadap ahli kitab, dari kalangan yahudi dan nasrani. Dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam, penjelasan mengenai penyimpangan mereka, terhadap kitab-kitab Allah, permusuhan mereka terhadap kebenaran, dan perselisihan mereka setelah ilmu datang kepada mereka karena rasa dengki di antara sesama mereka.
    Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisi kejiwaannya, membuka kedoknya, dan menjelaskan bahwa ia berbahaya bagi agama.
    Suku kata dan ayat-ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan dan sasarannya.

    SURAH-SURAH MAKKIYAH DAN MADANIYAH

    Surah-surah makiyah dan madaniah yang sah ada 20 surah:

    01. Al-Baqarah
    02. Alu 'Imran
    03. Al-Nisa'
    04. Al-Ma`idah
    05. Al-Anfal
    06. Al-Taubah
    07. Al-Nur
    08. Al-Ahzab
    09. Muhammad
    10. Al-Fath
    11. Al-Hujrat
    12. Al-Hadid
    13. Al-Mujadilah
    14. Al-Hasyr
    15. Al-Mumtahinah
    16. Al-Jumu'ah
    17. Al-Munafiqun
    18. Al-Thalaq
    19. Al-Tahrim
    20. Al-Nasr

    Dan ada perbedaan pendapat pada 12 surah tersebut:
    01. Al-Fatihah
    02. Al-Ra'd
    03. Al-Rahman
    04. Al-Shaff
    05. Al-Taghabun
    06. Al-Muthaffifin
    07. Al-Qadar
    08. Al-Bayyinah
    09. Al-Zalzalah
    10. Al-Ikhlas
    11. Al-Falaq
    12. Al-Nas

    Nama-nama Surat Makkiyah Berdasarkan Urutan Turunnya (Menurut Sebagian Besar Ulama)

    01. Al-'Alaq
    02. Al-Qalam
    03. Al-Muzammil
    04. Al-Muddatstsir
    05. Al-Fatihah
    06. Al-Lahab
    07. Al-Takwir
    08. Al-A'la
    09. Al-Lail
    10. Al-Fajr
    11. Al-Dhuha
    12. Al-Insyirah
    13. Al-'Ashr
    14. Al-'Adiyat
    15. Al-Kautsar
    16. Al-Takatsur
    17. Al-Ma'un
    18. Al-Kafirun
    19. Al-Fil
    20. Al-Falaq
    21. Al-Nas
    22. Al-Ikhlas
    23. Al-Najm
    24. 'Abasa
    25. Al-Qadar
    26. Al-Syams
    27. Al-Buruj
    28. Al-Tin
    29. Al-Quraisy
    30. Al-Qari'ah
    31. Al-Qiyamah
    32. Al-Humazah
    33. Al-Mursalah
    34. Qaf
    35. Al-Balad
    36. Al-Thariq
    37. Al-Qamar
    38. Shad
    39. Al-A'raf
    40. Al-Jin
    41. Yasin
    42. Al-Furqan
    43. Fathir
    44. Maryam
    45. Thaha
    46. Al-Waqi'ah
    47. Al-Syura
    48. Al-Naml
    49. Al-Qashash
    50. Al-Isra
    51. Yunus
    52. Hud
    53. Yusuf
    54. Al-Hijr
    55. Al-An'am
    56. Al-Shaffat
    57. Luqman
    58. Saba`
    59. Al-Zumar
    60. Ghafir
    61. Fushshilat
    62. Al-Syura
    63. Al-Zukhruf
    64. Al-Dukhan
    65. Al-Jatsiyah
    66. Al-Ahqaf
    67. Al-Dzariyat
    68. Al-Ghasyiyah
    69. Al-Kahf
    70. Al-Nahl
    71. Nuh
    72. Ibrahim
    73. Al-Anbiya
    74. Al-Mu`minun
    75. Al-Sajdah
    76. Al-Thur
    77. Al-Mulk
    78. Al-Haqqah
    79. Al-Ma'arij
    80. Al-Naba`
    81. Al-Nazi'at
    82. Al-Infithar
    83. Al-Insyiqaq
    84. Al-Rum
    85. Al-'Ankabut
    86. Al-Muthaffifin
    87. Al-Zalzalah
    88. Al-Ra'd
    89. Al-Rahman
    90. Al-Insan
    91. Al-Bayyinah

    Turunnya surah-surah Makiyyah lamanya 12 tahun, 5 bulan, 13 hari, dimulai pada 17 Ramadhan 40 tahun usia Nabi (Februari 610 M).

    Nama-nama Surah Madaniyah Berdasarkan Urutan Turunnya (Menurut Sebagian Besar Ulama)

    01. Al-Baqarah
    02. Al-Anfal
    03. Alu 'Imran
    04. Al-Ahzab
    05. Al-Mumtahanah
    06. Al-Nisa'
    07. Al-Hadid
    08. Al-Qital
    09. Al-Thalaq
    10. Al-Hasyr
    11. Al-Nur
    12. Al-Hajj
    13. Al-Munafiqun
    14. Al-Mujadilah
    15. Al-Hujurat
    16. Al-Tahrim
    17. Al-Taghabun
    18. Al-Shaf
    19. Al-Jumu'ah
    20. Al-Fath
    21. Al-Ma`idah
    22. Al-Taubah
    23. Al-Nas

    FAEDAH MENGETAHUI MAKKIYAH DAN MADANIYAH

    Pengetahuan tentang makkiyah dan madaniyah banyak faedahnya, diantaranya:

    Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan al-Qur`an, Sebab pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan tafsiran yang benar. Sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafadz, bukan sebab yang khusus. Berdasarkan hal itu seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan yang mansukh, bila diantara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif. Yang datang kemudian tentu merupakan nasikh yang tedahulu.

    Untuk meresapi gaya bahasa Quran dan memanfaatkannya dalam metode dakwah menuju jalan Allah. Sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri. Memperhatikan apa yang dikehendaki oleh situasi merupakan arti peling khusus dalam retorika. Karakteristik gaya bahasa makkiyah dan madaniyah dalam Quran pun memberikan kepada orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan kejiwaan lawan berbicara dan menguasai pikiran dan perasaaannya serta menguasai apa yang ada dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.

    Untuk mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat al-Qur`an. Sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sejalan dengan sejarah dakwah dengan segala peristiwanya, baik dalam periode mekkah maupun madinah. Sejak permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir diturunkan. Al-Qur`an adalah sumber pokok bagi peri hidup Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, peri hidup beliau yang diriwayatkan para ahli sejarah harus sesuai denga al-Quran; dan al-Qur`an pun memberikan kata putus terhadap perbedaan riwayat yang mereka riwayatkan.

    Ref: Pusat AlQur'an

    0komentar :

    Posting Komentar

    top