Selama ini Korea Selatan sangat terkenal dengan gelombang Hallyu, atau lebih beken dengan Korean Pop/KPOP. Mulai dari girl band, boy band, hingga reality show Korsel digilai oleh banyak orang Indonesia. Namun demikian, tidak ada salahnya kini, kita coba mengenal dan mengetahui tentang penyebaran Islam di Negara Super Junior tersebut.
Dilansir dari islamawareness.com. cerita Islam di Korsel dimulai pada 1950 ketika terjadi Perang Korea. Saat itu, kemiskinan, kesedihan dan juga kelaparan melanda, saat itu juga Islam mulai masuk.
Masuknya Islam pertama kali dibawa oleh duo militer asal Turki yang bernama Zubercoch dan Abdul Rahman. Selama tinggal di Korea, mereka membangun sebuah gubuk untuk beribadah. Bersama anggota militer Turki lainnya, mereka menyebarkan Islam ke orang-orang setempat.
Sebagai langkah pertama pengukuhan Islam di Korea, para penganut muslim awal membentuk sebuah masyarakat Muslim Korea yang pertama kali dipimpin oleh Muhammad Umar Kim Jin Kyu, seorang muslim pribumi Korea.
Setelah terbentuk, beberapa pemimpin muslim Korea mulai diundang ke sejumlah Negara-negara Islam Asia untuk menjalin silaturahmi. Bahkan, beberapa muslim juga banyak yang menggali ilmu di Universitas Muslim di Malaysia dengan tujuan nantinya mereka dapat menjadi pemimpin muslim baru dengan bekal Islam yang kuat.
Kedatangan Wakil Menteri Malaysia, Tun Abdul Razak pada 1963, membuahkan hasil sebuah masjid dan dimulainya aktivitas dakwah. Namun bukanlah sebuah hal yang mudah untuk bisa merealisasikan dakwah sebagai sebuah kegiatan muslim terbuka saat itu. Beberapa tantangan jelas datang melanda.
Tetapi, muslim Korea tidak patah semangat dalam menyebarkan Islam dengan satu pegangan teguh percaya kepada Allah SWT. Hasil, mereka mampu mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama Korean Muslim Foundation (KMF) yang diakui sah oleh negara dan secara resmi terdaftar di Kementrian Budaya dan Informasi pada 1967. Mulai saat itulah, dakwah dapat berjalan lancar dan terbuka.
Mimpi selanjutnya dari muslim Korea adalah pembangunan masjid pusat. Hal itu mulai direalisasikan pada 1976. Dibukanya Masjid Pusat dan Pusat Islam merupakan satu titik balik terpenting dalam sejarah muslim Korea.
Setidaknya, 55 wakil dari 20 negara ikut berpartisipasi dalam pembukaan masjid dan pusat Islam tersebut. Dan yang lebih menakjubkan adalah pertambahan kuantitias muslim setelah dibukanya dua monumen muslim tersebut.
Masjid Agung dan Pusat Islam bukan menjadi akhir perjuangan, setelahnya masih ada mimpi selanjutnya yaitu melaksanakan naik haji sebagai rukun Islam kelima. Naik haji pertama memang terjadi pada 1960 dipimpin oleh Haji Subri Seo Jung Gil, namun pada 1978 dan 1979, jumlah muslim berangkat haji mencapai 130 jiwa. Kampanye naik haji muslim Korea disebut juga Boom of Middle East yang berjalan antara tahun 1974-1980.
Kini, Muslim Korea memang masih menjadi komunitas minor, namun menurut arabnews.com, Islam merupakan agama dengan penyebaran tercepat di Korea semenjak 1991. Masjid dan aktivitas Islam sering menjadi pusat perhatian bagi warga Korea yang non-muslim. Tidak sedikit dari mereka yang mengunjungi masjid terdekat untuk mengetahui Islam lebih banyak.
[merdeka]
MasyaAllah, semoga islam smakin brkmbang di negara yg mayoritas tdak memiliki agama itu.
BalasHapus