Setiap muslim hendaknya berusaha sungguh-sungguh mensucikan diri (Tazkiyatun Nafs) dengan menjalankan apa yang di perintah dan menjauhi apa yang dilarang Allah dan rosulnya. Tiada waktu dalam sisa hidup, dilakukan untuk berjuang menjalaninya, sampai akhir hayat menjemput.
Ada beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan, sebagai bahan evaluasi apakah proses Tazkiyatun Nafs yang kita lakukan sudah berhasil atau belum. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Iman bertambah kuat, bagus, dan kokoh. Tahan atas godaan syetan untuk menegakkan kebatilan.
Tumbuh semangat beramal shaleh di tengah masyarakat.
Mampu menahan hawa nafsu, yang mendorong untuk menghalalkan segala cara dan merampas hak orang lain.
Mampu menghindarkan diri dari maksiat kepada Allah. Sebaliknya melaksanakan ketaatan dalam segala bentuk persoalan.
Menerima takdir Allah dan tidak membencinya, diawali dengan usaha terbaik.
Tidak pernah bosan beribadah kepada Allah. Ber-dzikir saat bekerja, belajar dan lain sebagainya.
Tidak pernah jenuh menghadapi godaan syetan. Dalam dirinya takut jatuh saat melangkah hidup, baik di tengah maupun akhir hidupnya.
Kerjanya hanya berusaha mencari ridho Allah. Kekayaan dan jabatan hanya sebagai sarana untuk mencapai rido Allah, bukan sebagai tujuan utama hidup.
Mudah diberi nasehat, saat melakukan kesalahan.
Tidak pernah berhenti berdoa, dan menyadari atas kelemahaan diri atas-Nya.
Selalu bertaubat kepada Allah atas kesalahan yang dilakukan selama beramal.
Mampu menghindari diri dari pekerjaan sia-sia.
Mengubah kejahatan dengan kebaikan.
Bagaimana cara untuk mewujudkan indikator di atas?, caranya adalah sebagai berikut:
Memperkuat keimanan secara terus menerus
Berusahan tidak melanggar perintah Allah
Memelihara dan waspada diri terhadap adzab Allah
Memelihara keikhlasan dan beribadah dan beramal
Mengutamakan / konsentrasi akhirat
Mengutamakan keridhoan Allah atas segala-galanya.
“Dikutip dari Khutbah Jum’at, Mesjid Toyota -Astra Motor,″
Catatan dikutip oleh : Admal Syayid
Ada beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan, sebagai bahan evaluasi apakah proses Tazkiyatun Nafs yang kita lakukan sudah berhasil atau belum. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Iman bertambah kuat, bagus, dan kokoh. Tahan atas godaan syetan untuk menegakkan kebatilan.
Tumbuh semangat beramal shaleh di tengah masyarakat.
Mampu menahan hawa nafsu, yang mendorong untuk menghalalkan segala cara dan merampas hak orang lain.
Mampu menghindarkan diri dari maksiat kepada Allah. Sebaliknya melaksanakan ketaatan dalam segala bentuk persoalan.
Menerima takdir Allah dan tidak membencinya, diawali dengan usaha terbaik.
Tidak pernah bosan beribadah kepada Allah. Ber-dzikir saat bekerja, belajar dan lain sebagainya.
Tidak pernah jenuh menghadapi godaan syetan. Dalam dirinya takut jatuh saat melangkah hidup, baik di tengah maupun akhir hidupnya.
Kerjanya hanya berusaha mencari ridho Allah. Kekayaan dan jabatan hanya sebagai sarana untuk mencapai rido Allah, bukan sebagai tujuan utama hidup.
Mudah diberi nasehat, saat melakukan kesalahan.
Tidak pernah berhenti berdoa, dan menyadari atas kelemahaan diri atas-Nya.
Selalu bertaubat kepada Allah atas kesalahan yang dilakukan selama beramal.
Mampu menghindari diri dari pekerjaan sia-sia.
Mengubah kejahatan dengan kebaikan.
Bagaimana cara untuk mewujudkan indikator di atas?, caranya adalah sebagai berikut:
Memperkuat keimanan secara terus menerus
Berusahan tidak melanggar perintah Allah
Memelihara dan waspada diri terhadap adzab Allah
Memelihara keikhlasan dan beribadah dan beramal
Mengutamakan / konsentrasi akhirat
Mengutamakan keridhoan Allah atas segala-galanya.
“Dikutip dari Khutbah Jum’at, Mesjid Toyota -Astra Motor,″
Catatan dikutip oleh : Admal Syayid
0komentar :
Posting Komentar