Ada banyak ibadah yang menjadi kewajiban seorang muslim dalam menjalani kehidupan sehari-harinya, salah satu diantaranyanya adalah Dikir, Bersyukur, dan Beribadah dengan baik. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berpesan kepada para sahabat, “Wahai sahabatku, hendaklah kalian tidak meninggalkan doa Allohumma a’innii ‘alaa Dzikrika wasyukrika wahusni ‘ibaadatika, Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu serta beribadah dengan baik”.
Dzikir
Amalan dzikir tidaklah mudah diterapkan, terkadang kita ingat pada saat tertentu, tetapi lupa pada saat yang lain. Dzikir merupakan benteng dari godaan syetan untuk melakukan larangan-larangan-Nya. Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman dalam QS Al-Mujadillah 19: ”Syetan telah mengusai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah golongan syetan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan syetan itulah golongan yang merugi”.
Artinya, apabila diri kita sudah dikendalikan oleh syetan, maka kita akan lupa mengingat Alloh dan berpotensi untuk melakukan larangan-larangan-Nya. kita akan menjadi sahabat syetan, dan termasuk kelompok yang merugi. Oleh karena itu, bentengilah diri kita dengan selalu berdzikir kepada Allah Subhanhu Wa Ta'ala.
Dalam surat Al-Ahzab 41-42, Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, Dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang”.
Dikir juga merupakan syarat mutlak jika ingin menang dalam berdakwah, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Anfal 45: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi musuh, maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Alloh sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.
Syukur
Allah Subhanhu Wa Ta'ala memerintahkan kepada kita untuk selalu bersyukur setiap saat, sementara dalam realitasnya kita susah melakukannya. Sehingga pantaslah Allah berfirman dalam QS al-Araf 10: “… Amat sedikitlah kamu bersyukur”.
Jika kita bicara terhadap nikmat yang diberikan Allah Subhanhu Wa Ta'ala, apakah kita tidak berfikir betapa banyaknya nikmat lisan, telinga, mata, kesehatan,dll yang kita dapatkan. Sekiranya kita menghitung nikmat tersebut, tidaklah dapat terhitung.
Imam al-ghozali bertanya kepada murid, apakah kaliah senang jika mata kalian diambil Allah dan diberi uang 100 dinar?, sang murid menjawab tidak. Lalu sang imam bertanya kembali, apakah kalian senang juga seandainya kaki dan tangan diambil Allah dan diberi uang 200 dinar?, sang murid menjawab lagi, tidak. Sang iman berkata, inilah bukti kalian kurang bersyukur kepada Alloh, karena pada saat Allah memberikan musibah masih banyak kenikmatan-kenikmatan lain yang diberikan kepada kalian. sehingga, jadilah orang-orang yang selalu bersyukur, karena Allah akan menambah nikmatnya bagi hamba yang selalu bersyukur.
Baik dalam Beribadah
Dalam hal ini, seharusnya dalam melaksanakan ibadah (shalat, puasa, dakwah, jihad,dll) didasari oleh niat ikhlas semata-mata ingin mendapatkan keridhoan dan pahala dari Allah Subhanhu Wa Ta'ala.
“Dikutip dari ceramah subuh, tgl 9 April 2009 di Mesjid Darussalam Kota Wisata Cibubur”
Dzikir
Amalan dzikir tidaklah mudah diterapkan, terkadang kita ingat pada saat tertentu, tetapi lupa pada saat yang lain. Dzikir merupakan benteng dari godaan syetan untuk melakukan larangan-larangan-Nya. Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman dalam QS Al-Mujadillah 19: ”Syetan telah mengusai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka itulah golongan syetan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan syetan itulah golongan yang merugi”.
Artinya, apabila diri kita sudah dikendalikan oleh syetan, maka kita akan lupa mengingat Alloh dan berpotensi untuk melakukan larangan-larangan-Nya. kita akan menjadi sahabat syetan, dan termasuk kelompok yang merugi. Oleh karena itu, bentengilah diri kita dengan selalu berdzikir kepada Allah Subhanhu Wa Ta'ala.
Dalam surat Al-Ahzab 41-42, Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, Dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang”.
Dikir juga merupakan syarat mutlak jika ingin menang dalam berdakwah, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Anfal 45: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi musuh, maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Alloh sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.
Syukur
Allah Subhanhu Wa Ta'ala memerintahkan kepada kita untuk selalu bersyukur setiap saat, sementara dalam realitasnya kita susah melakukannya. Sehingga pantaslah Allah berfirman dalam QS al-Araf 10: “… Amat sedikitlah kamu bersyukur”.
Jika kita bicara terhadap nikmat yang diberikan Allah Subhanhu Wa Ta'ala, apakah kita tidak berfikir betapa banyaknya nikmat lisan, telinga, mata, kesehatan,dll yang kita dapatkan. Sekiranya kita menghitung nikmat tersebut, tidaklah dapat terhitung.
Imam al-ghozali bertanya kepada murid, apakah kaliah senang jika mata kalian diambil Allah dan diberi uang 100 dinar?, sang murid menjawab tidak. Lalu sang imam bertanya kembali, apakah kalian senang juga seandainya kaki dan tangan diambil Allah dan diberi uang 200 dinar?, sang murid menjawab lagi, tidak. Sang iman berkata, inilah bukti kalian kurang bersyukur kepada Alloh, karena pada saat Allah memberikan musibah masih banyak kenikmatan-kenikmatan lain yang diberikan kepada kalian. sehingga, jadilah orang-orang yang selalu bersyukur, karena Allah akan menambah nikmatnya bagi hamba yang selalu bersyukur.
Baik dalam Beribadah
Dalam hal ini, seharusnya dalam melaksanakan ibadah (shalat, puasa, dakwah, jihad,dll) didasari oleh niat ikhlas semata-mata ingin mendapatkan keridhoan dan pahala dari Allah Subhanhu Wa Ta'ala.
“Dikutip dari ceramah subuh, tgl 9 April 2009 di Mesjid Darussalam Kota Wisata Cibubur”
Catatan dikutip oleh : Admal Syayid
Sumber Gambar : u must b lucky
Dikutip dan Ringkas Judul oleh situs Dakwah Syariah
Sumber Gambar : u must b lucky
Dikutip dan Ringkas Judul oleh situs Dakwah Syariah
0komentar :
Posting Komentar