Di dunia ini banyak orang-orang yang kafir. Tak jarang mereka begitu
bangga akan kekafirannya. Ada yang bangga menjadi atheist dan lantang
menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Mereka anggap bodoh orang-orang
yang percaya akan adanya Tuhan.
Ada pula yang meski mengaku beriman, namun mengingkari perintah Allah. Mereka justru menghalangi tegaknya syariat Islam. Menghalangi tegaknya hukum Allah. Sebaliknya mereka justru menjadi pendukung sistem buatan manusia yang merupakan buatan dari kaum Judeo-Christian (Yahudi dan Nasrani).
Ada juga yang enggan mengerjakan shalat, malas berpuasa, tidak mau membayar zakat, atau tidak mau naik haji meski mampu. Padahal itu adalah kewajiban utama yang masuk dalam 5 rukun Islam.
Surat Al An’aam 25-31:
Kelak orang-orang seperti ini akan menyesal di akhirat nanti. Di bawah adalah ayat-ayat Al Qur’an yang menggambarkan penyesalan mereka. Saat siksa neraka yang pedih akan menimpa mereka, ingin rasanya mereka kembali ke dunia dan mengerjakan segala perintah Allah.
َูู ُِْููู ْ ู َْู َูุณْุชَู ِุนُ ุฅََِْููู َูุฌَุนََْููุง ุนََูู ُُูููุจِِูู ْ ุฃََِّููุฉً ุฃَْู ََُُْูููููู َِููู ุขุฐَุงِِููู ْ َْููุฑًุง َูุฅِْู َูุฑَْูุง َُّูู ุขَูุฉٍ ูุง ُูุคْู ُِููุง ุจَِูุง ุญَุชَّู ุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَُูู ُูุฌَุงุฏََُِูููู َُُูููู ุงَّูุฐَِูู ََููุฑُูุง ุฅِْู َูุฐَุง ุฅِูุง ุฃَุณَุงุทِูุฑُ ุงูุฃََِّูููู
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan) mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: “Al Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu”.
َُููู ْ َََْْููููู ุนَُْูู ََْูููุฃََْูู ุนَُْูู َูุฅِْู َُُِْูููููู ุฅِูุง ุฃَُْููุณَُูู ْ َูู َุง َูุดْุนُุฑَُูู
Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari.
ََْููู ุชَุฑَู ุฅِุฐْ ُُِููููุง ุนََูู ุงَّููุงุฑِ ََููุงُููุง َูุง َْููุชََูุง ُูุฑَุฏُّ َููุง َُููุฐِّุจَ ุจِุขَูุงุชِ ุฑَุจَِّูุง َََُููููู ู َِู ุงْูู ُุคْู َِِููู
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: “Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).
ุจَْู ุจَุฏَุง َُููู ْ ู َุง َูุงُููุง ُูุฎَُْููู ู ِْู َูุจُْู ََْููู ุฑُุฏُّูุง َูุนَุงุฏُูุง ِูู َุง ُُูููุง ุนَُْูู َูุฅَُِّููู ْ ََููุงุฐِุจَُูู
Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka.
ََููุงُููุง ุฅِْู َِูู ุฅِูุง ุญََูุงุชَُูุง ุงูุฏَُّْููุง َูู َุง َูุญُْู ุจِู َุจْุนُูุซَِูู
Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): “Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan”.
ََْููู ุชَุฑَู ุฅِุฐْ ُُِููููุง ุนََูู ุฑَุจِِّูู ْ َูุงَู ุฃََْููุณَ َูุฐَุง ุจِุงْูุญَِّู َูุงُููุง ุจََูู َูุฑَุจَِّูุง َูุงَู َูุฐُُูููุง ุงْูุนَุฐَุงุจَ ุจِู َุง ُْููุชُู ْ ุชَُْููุฑَُูู
Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: “Bukankah (kebangkitan) ini benar?” Mereka menjawab: “Sungguh benar, demi Tuhan kami”. Berfirman Allah: “Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari (nya)”.
َูุฏْ ุฎَุณِุฑَ ุงَّูุฐَِูู َูุฐَّุจُูุง ุจَِِููุงุกِ ุงَِّููู ุญَุชَّู ุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَุชُْูู ُ ุงูุณَّุงุนَุฉُ ุจَุบْุชَุฉً َูุงُููุง َูุง ุญَุณْุฑَุชََูุง ุนََูู ู َุง َูุฑَّุทَْูุง َِูููุง َُููู ْ َูุญْู َُِููู ุฃَْูุฒَุงุฑَُูู ْ ุนََูู ุธُُููุฑِِูู ْ ุฃَูุง ุณَุงุกَ ู َุง َูุฒِุฑَُูู
Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!”, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu.
[Surat Al An'aam 25-31]
Bagaimana mereka tidak menyesal mengingat kedahsyatan kiamat dan neraka itu amat dahsyat hingga seorang ibu yang tengah menyusui anaknya sampai lupa pada anaknya:
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” [Al Hajj 1-2]
Begitu mengerikan hingga anak-anak rambutnya menjadi beruban:
“Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.
Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu. Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana.” [Al Muzzammil 17-18]
Pada Surat Al Fajr 17-26 dijelaskan bagaimana orang yang tidak memuliakan anak yatim, tak mau sedekah, dan korup akhirnya menyesal tatkala diperlihatkan neraka yang begitu dahsyat dan mengerikan. Neraka itu untuk menyiksa dirinya:
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut, dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.
dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.
Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.”
Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya.
[Surat Al Fajr 17-26]
Dia menyesal karena mencintai harta benda dengan berlebihan dan ingin agar bisa kembali sehingga dapat bersedekah. Namun sia-sia. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna!
Surat Saba’ 31-33 menjelaskan bagaimana orang yang tidak beriman kepada Al Qur’an akhirnya menyesal. Para penyesat dan orang yang disesatkan pun saling menyalahkan:
“Dan orang-orang kafir berkata: “Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Qur’an ini dan tidak (pula) kepada Kitab yang sebelumnya”. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang lalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman”.
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: “Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa”.
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “(Tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya”. Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.
[Saba' 31-33]
Pada surat Yunus 48-54, orang-orang kafir tidak percaya akan hari pembalasan. Bahkan minta disegerakan jika memang ada:
“Mereka mengatakan: “Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu orang-orang yang benar?”
Katakanlah: “Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudaratan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah.” Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).
Katakanlah: “Terangkan kepadaku, jika datang kepada kamu sekalian siksaan-Nya di waktu malam atau di siang hari, apakah orang-orang yang berdosa itu minta disegerakan juga?”
Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), kemudian itu kamu baru mempercayainya? Apakah sekarang (baru kamu mempercayai), padahal sebelumnya kamu selalu meminta supaya disegerakan?
Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang lalim (musyrik) itu: “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal; kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan.”
Dan mereka menanyakan kepadamu: “Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?” Katakanlah: “Ya, demi Tuhan-ku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)”.
Dan kalau setiap diri yang lalim (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya.
[Yunus 48-54]
Saat siksa itu datang mereka menyesal. Bahkan bersedia menebus dengan segala yang ada.
Ada pula yang meski mengaku beriman, namun mengingkari perintah Allah. Mereka justru menghalangi tegaknya syariat Islam. Menghalangi tegaknya hukum Allah. Sebaliknya mereka justru menjadi pendukung sistem buatan manusia yang merupakan buatan dari kaum Judeo-Christian (Yahudi dan Nasrani).
Ada juga yang enggan mengerjakan shalat, malas berpuasa, tidak mau membayar zakat, atau tidak mau naik haji meski mampu. Padahal itu adalah kewajiban utama yang masuk dalam 5 rukun Islam.
Surat Al An’aam 25-31:
Kelak orang-orang seperti ini akan menyesal di akhirat nanti. Di bawah adalah ayat-ayat Al Qur’an yang menggambarkan penyesalan mereka. Saat siksa neraka yang pedih akan menimpa mereka, ingin rasanya mereka kembali ke dunia dan mengerjakan segala perintah Allah.
َูู ُِْููู ْ ู َْู َูุณْุชَู ِุนُ ุฅََِْููู َูุฌَุนََْููุง ุนََูู ُُูููุจِِูู ْ ุฃََِّููุฉً ุฃَْู ََُُْูููููู َِููู ุขุฐَุงِِููู ْ َْููุฑًุง َูุฅِْู َูุฑَْูุง َُّูู ุขَูุฉٍ ูุง ُูุคْู ُِููุง ุจَِูุง ุญَุชَّู ุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَُูู ُูุฌَุงุฏََُِูููู َُُูููู ุงَّูุฐَِูู ََููุฑُูุง ุฅِْู َูุฐَุง ุฅِูุง ุฃَุณَุงุทِูุฑُ ุงูุฃََِّูููู
Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan) mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: “Al Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu”.
َُููู ْ َََْْููููู ุนَُْูู ََْูููุฃََْูู ุนَُْูู َูุฅِْู َُُِْูููููู ุฅِูุง ุฃَُْููุณَُูู ْ َูู َุง َูุดْุนُุฑَُูู
Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari.
ََْููู ุชَุฑَู ุฅِุฐْ ُُِููููุง ุนََูู ุงَّููุงุฑِ ََููุงُููุง َูุง َْููุชََูุง ُูุฑَุฏُّ َููุง َُููุฐِّุจَ ุจِุขَูุงุชِ ุฑَุจَِّูุง َََُููููู ู َِู ุงْูู ُุคْู َِِููู
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: “Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).
ุจَْู ุจَุฏَุง َُููู ْ ู َุง َูุงُููุง ُูุฎَُْููู ู ِْู َูุจُْู ََْููู ุฑُุฏُّูุง َูุนَุงุฏُูุง ِูู َุง ُُูููุง ุนَُْูู َูุฅَُِّููู ْ ََููุงุฐِุจَُูู
Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka.
ََููุงُููุง ุฅِْู َِูู ุฅِูุง ุญََูุงุชَُูุง ุงูุฏَُّْููุง َูู َุง َูุญُْู ุจِู َุจْุนُูุซَِูู
Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): “Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan”.
ََْููู ุชَุฑَู ุฅِุฐْ ُُِููููุง ุนََูู ุฑَุจِِّูู ْ َูุงَู ุฃََْููุณَ َูุฐَุง ุจِุงْูุญَِّู َูุงُููุง ุจََูู َูุฑَุจَِّูุง َูุงَู َูุฐُُูููุง ุงْูุนَุฐَุงุจَ ุจِู َุง ُْููุชُู ْ ุชَُْููุฑَُูู
Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Berfirman Allah: “Bukankah (kebangkitan) ini benar?” Mereka menjawab: “Sungguh benar, demi Tuhan kami”. Berfirman Allah: “Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari (nya)”.
َูุฏْ ุฎَุณِุฑَ ุงَّูุฐَِูู َูุฐَّุจُูุง ุจَِِููุงุกِ ุงَِّููู ุญَุชَّู ุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَุชُْูู ُ ุงูุณَّุงุนَุฉُ ุจَุบْุชَุฉً َูุงُููุง َูุง ุญَุณْุฑَุชََูุง ุนََูู ู َุง َูุฑَّุทَْูุง َِูููุง َُููู ْ َูุญْู َُِููู ุฃَْูุฒَุงุฑَُูู ْ ุนََูู ุธُُููุฑِِูู ْ ุฃَูุง ุณَุงุกَ ู َุง َูุฒِุฑَُูู
Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!”, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu.
[Surat Al An'aam 25-31]
Bagaimana mereka tidak menyesal mengingat kedahsyatan kiamat dan neraka itu amat dahsyat hingga seorang ibu yang tengah menyusui anaknya sampai lupa pada anaknya:
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” [Al Hajj 1-2]
Begitu mengerikan hingga anak-anak rambutnya menjadi beruban:
“Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.
Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu. Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana.” [Al Muzzammil 17-18]
Pada Surat Al Fajr 17-26 dijelaskan bagaimana orang yang tidak memuliakan anak yatim, tak mau sedekah, dan korup akhirnya menyesal tatkala diperlihatkan neraka yang begitu dahsyat dan mengerikan. Neraka itu untuk menyiksa dirinya:
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut, dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.
dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.
Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.”
Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya.
[Surat Al Fajr 17-26]
Dia menyesal karena mencintai harta benda dengan berlebihan dan ingin agar bisa kembali sehingga dapat bersedekah. Namun sia-sia. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna!
Surat Saba’ 31-33 menjelaskan bagaimana orang yang tidak beriman kepada Al Qur’an akhirnya menyesal. Para penyesat dan orang yang disesatkan pun saling menyalahkan:
“Dan orang-orang kafir berkata: “Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Qur’an ini dan tidak (pula) kepada Kitab yang sebelumnya”. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang lalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman”.
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: “Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa”.
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “(Tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya”. Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.
[Saba' 31-33]
Pada surat Yunus 48-54, orang-orang kafir tidak percaya akan hari pembalasan. Bahkan minta disegerakan jika memang ada:
“Mereka mengatakan: “Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu orang-orang yang benar?”
Katakanlah: “Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudaratan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah.” Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).
Katakanlah: “Terangkan kepadaku, jika datang kepada kamu sekalian siksaan-Nya di waktu malam atau di siang hari, apakah orang-orang yang berdosa itu minta disegerakan juga?”
Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), kemudian itu kamu baru mempercayainya? Apakah sekarang (baru kamu mempercayai), padahal sebelumnya kamu selalu meminta supaya disegerakan?
Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang lalim (musyrik) itu: “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal; kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan.”
Dan mereka menanyakan kepadamu: “Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?” Katakanlah: “Ya, demi Tuhan-ku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)”.
Dan kalau setiap diri yang lalim (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya.
[Yunus 48-54]
Saat siksa itu datang mereka menyesal. Bahkan bersedia menebus dengan segala yang ada.
Sumber : Media Islam
0komentar :
Posting Komentar