السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Panel Home
Other Content
HADITSHR BUKHARI
    • Posts
    • Comments
    • Pageviews

  • Translate
  • Kekuatan Mukmin Ada di Hatinya

    Kekuatan Seorang Mukmin Ada di Hatinya
     
    Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya seorang hamba yang mampu menempuh langkah-langkah perjalanan menuju Allah adalah karena tekad hati serta hasratnya, bukan karena tubuhnya. Pada hakekatnya, takwa adalah takwanya hati, bukan takwanya anggota tubuh. Allah Ta’ala berfirman, ‘Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.’ (QS. Al-Hajj: 32)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Takwa itu ada disini (sambil menunjuk ke dadanya.’

    Orang cerdas adalah orang yang menempuh perjalanan dengan semangat yang sehat, himmah (cita-cita) yang tinggi, tujuan yang baik, dan niat yang benar. Kendati pun amal yang dilakukannya tidak seberapa, namun pahalanya akan berlipat ganda melebihi orang yang melakukan amal dengan bersusah payah dan menempuh perjalanan yang berat serta berliku-liku.

    Sesungguhnya himmah dan rasa cinta itu dapat menghilangkan  kesulitan, dan memberi nikmat dalam meniti perjalanan kepada Allah. Dengan ketenangannya, seseorang yang memiliki himmah yang tinggi mampu mengungguli beberapa derajat atas orang yang melakukan banyak amal, namun dengan himmah yang ala kadarnya. Inilah masalah yang membutuhkan penjelasan rinci yang menyelaraskan Islam dengan ihsan. Petunjuk yang paling sempurna adalah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau telah memenuhi seluruh kewajiban Islam dan ihsan. Sekalipun sudah menyandang predikat sebagai mahkluk paling sempurna himmah-nya, namun beliau tetap tekun melakukan shalat malam sampai kedua telapak kakinya bengkak. Beliau tetap rajin berpuasa hingga nyaris tidak pernah berbuka. Beliau tetap bersemangat untuk berjihad di jalan Allah. Dan beliau juga tetap memperlakukan sahabat-sahabatnya dengan santun, dan tidak pernah meninggalkan satu pun ibadah-ibadah sunnah. Manusia lain sekuat apapun tidak akan sanggup melakukan itu semua.”

    Sumber: M. Ahmad Ismail. 2008. Power of Idea terjemah: Aunur Rafiq Shaleh T. Jakarta: Penerbit Fikr

    0komentar :

    Posting Komentar

    top