Tak terasa bulan Ramadhan kembali datang kepada kita umat Islam. Sementara hati sudah mulai kesat dan keras dengan berbagai macam dosa. Alhamdulillah umur masih dipanjangkan Allah untuk bisa menjumpai bulan Ramadhan. Artinya masih ada kesempatan untuk membersihkan hati dan mengingatkan kita dengan kehidupan akhirat yang abadi.
Shaum diwajibkan bagi umat Islam seperti firman Allah. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah : 183).
Shaum adalah menahan dan mencegah diri dari hal-hal yang mubah, yaitu berupa makan, minum dan berhubungan suami istri serta mendekatkan diri pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Islam tidak mensyariatkan sesuatu melainkan mengandung hikmah yang demikian besar. Dalam saum terdapat sejumlah hikmah dan mashlahat, diantaranya ialah:
* Membersihkan jiwa, yaitu dengan jalan mematuhi perintahNya, menjauhi laranganNya
dan melatih diri untuk menyempurnakan peribadatan kepada Allah
* Menyehatkan badan
* Mendidik dan mengendalikan hawa nafsu serta membiasakan bersifat sabar
* Menumbuhkan semangat bersyukur terhadap nikmat Allah
* Mengingatkan orang-orang kaya akan penderitaan dan kelaparan orang-orang miskin.
* Mengantarkan manusia menjadi insan bertakwa.
Shaum Ramadhan wajib dilaksanakan oleh tiap-tiap muslim yang telah baligh. Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah setiap Ramadhan yang telah kita lalui cukup efektif memberikan tarbiyah (pendidikan) bagi keluarga kita? Jika hanya sekedar puasa bersama di masing-masing keluarga tentu mudah, namun untuk menjadikan Ramadhan bulan keberkahan bagi keluarga bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan perencanaan agar pusa dalam keluarga kita tahun ini bisa lebih baik dari pada tahun yang lalu.
Mulai memasuki hari-hari Ramadhan, nuansa dalam setiap keluarga akan berbeda-beda. Rangkaian aktivitas bersama keluarga yang bisa meningkatkan ketakwaan dapat dilakukan berupa, makan sahur dan berbuka puasa bersama, membaca dan mengkaji Al Qur’an bersama, dzikir pagi dan petang bersama, sholat malam bersama, bahkan sampai berbagi kebahagiaan bersama keluarga lain.
Seluruh anggota kelurga perlu saling mendukung untuk mencapai ketakwaan bersama dalam sebuah rumah tangga. Dalam hal ini kunci utama ada pada orang tua. Orang tua perlu memahami makna shaum dan hal-hal yang bisa meningkatkan kualitas maupun hal-hal yang bisa mengurangi nilai-nilai shaum. Orang tua yang memilki 6 sifat asasi pendidik (berilmu, takwa, ikhlas, santun, tanggung jawab dan sabar) Insya Allah akan dapat membuat perencanaan serta melaksanakan management ramadhan dengan baik.
Bagaimana membuat suasana menjadi aman dan nyaman serta amalan-amalan dapat berlangsung dalam keluarga tanpa ada yang merasa terpaksa. Bagaimana membangun kerjasama dalam memanage waktu, mengatur menu masakan, berbagi pekerjaan, sampai ke amalan-amaan yang sederhana. Ibu yang memiliki 6 sifat asasi ini Insya Allah akan dapat membawa keluarga menikmati hikmah shaum yang telah disampaikan di muka.
Nikmat kebersamaan dalam keluarga jangan sampai terlupakan kondisi disekitar. Memberi makana ketika berbuka puasa apada tetanngga, dhua’afa atau di masjid-masjid bisa menajdi sallah satu cara berbagi. Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan satu biji kurma atau seteguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan dimana awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka. Siapa yang meringankan orang yang dimilikinya, maka Allah mengampuninya dan dibebaskan dari api neraka. Perbanyaklah melakukan 4 hal; dua perkara membuat Allah ridha dan dua perkara Allah tidak butuh dengannya. 2 hal itu adalah; Syahadat Laa ilaaha illallah dan beristighfar kepadaNya. Adapun 2 hal yang Allah tidak butuh adalah engkau meminta surga dan berlindung dari api neraka. Siapa yang membuat kenyang orang berpuasa, Allah akan memberikan minum dari telagaku (Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam.) satu kali minuman yang tidak akan pernah haus sampai masuk surga” (HR al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al- Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani)
Demikian beragam aktivitas keluarga dalam rangka menyiapkan dan mengisi hari-hari di bulan Ramadhan. Insya Allah ketika semua anggota keluarga memhaminya, maka semua perbuatan di bulan Ramadhan akan diusahakan untuk meraih keimanan dan ketakwaan. Allahu’alam bishawab,
Disampaikan pada Majlis Taklim Nurul Ajam, Departement Kehutanan, Jakarta, 21 Agustus 2009.
Penulis buku dan pencetus Model Sistem Pendidikan Bunyan
0komentar :
Posting Komentar