السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Panel Home
Other Content
HADITSHR BUKHARI
    • Posts
    • Comments
    • Pageviews

  • Translate
  • Nabi Yunus Alaihissalam

    Yunus (Yunan) bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya (catatan : Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya, kecuali Yunus dan Isa). Garis Keturunan  Nabi Adam Alaihissalam ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Nabi Idris Alaihissalam ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nabi Nuh Alaihissalam ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Nabi Ibrahim Alaihissalam ⇒ Nabi Ishaq Alaihissalam ⇒ Nabi Ya'qub Alaihissalam ⇒ Nabi Yusuf Alaihissalam ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Nabi Yunus Alaihissalam. Usia 70 tahun. Periode sejarah  820 - 750 SM. Tempat diutus (lokasi) Ninawa, Irak. Jumlah keturunannya (anak) -. Tempat wafat Ninawa, Irak. Sebutan kaumnya Bangsa Asyiria, di utara Irak, di Al-Quran namanya disebutkan sebanyak 5 kali.

    Ringkasan Kisah Nabi Yunus Alaihissalam

    Ninawa (Nineveh) adalah pusat pemerintahan Kerajaan Assyria yang berada di utara Irak pada masa Nabi Yunus. Ninawa merupakan kota terbesar dan terkaya di bagian timur dunia saat itu. Namun, kelapangan rezeki dan kekayaan yang luar biasa itu justru membuat penduduknya berbuat maksiat, sesat, dan dosa-dosa besar. Selain itu, mereka juga menyembah berhala dan tidak beriman kepada Allah. Seandainya bukan karena rahmat-Nya, Allah pasti telah menghancurkan mereka. Dengan kasih sayang-Nya, Allah mengutus Nabi Yunus kepada penduduk Ninawa untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan perbuatan syirik.

    Nabi Yunus Alaihissalam memulai dakwahnya seperti dakwah para nabi dan rasul lainnya. Dia mengaku sebagai utusan Rabbnya dan menjelaskan bahwa jalan keselamatan hanyalah dengan kembali ke jalan Allah serta bertaubat kepada-Nya. Dia kemudian memaparkan berbagai dalil dan bukti tentang dakwahnya itu.

    Namun, mereka mendustakan Yunus dan justru menjawab dengan jawaban orang-orang bodoh fanatik yang akal mereka tidak bias lepas dari keyakinan paganisme. Mereka berkata, "Kamu hanyalah manusia biasa seperti kami dan kami tidak akan beriman padamu juga pada ajaran yang kau bawa."

    Nabi Yunus Alaihissalam lantas pergi meninggalkan mereka karena rasa kecewa dengan perilaku kaumnya. Atas kehendak Allah, Nabi Yunus kemudian sampai di tepi pantai dan ikut naik sebuah perahu. Di tengah perjalanan, diadakan undian untuk meringankan beban muatan kapal dengan cara membuang salah satu diantara para penumpang. Pengundian itu lalu jatuh pada Nabi Yunus. Mereka kemudian membuangnya ke laut hingga ditelan ikan paus. Allah berfirman, "(Ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan do'anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anbiya` [21]: 87-88).

    Setelah kepergian Nabi Yunus Alaihissalam, kaumnya melihat tanda-tanda adzab. Mereka juga meyakini bahwa adzab tersebut akan datang. Allah kemudian memunculkan rasa taubat dan penyesalan di hati mereka. Mereka pun menyesali perbuatannya, mengenakan kain mori yang kasar, bertaubat, dan memohon ampunan kepada Allah. Selain itu, mereka juga mengembalikan barang-barang yang mereka ambil secara zalim kepada pemiliknya. Di saat genting itu, Allah mengangkat adzab tersebut dengan rahmat-Nya.

    Pada saat yang sama, Nabi Yunus Alaihissalam keluar dari perut ikan dalam keadaan sakit dan letih. Allah kemudian menumbuhkan pohon sejenis labu di dekatnya untuk dapat melindungi dia dari teriknya matahari hingga kesehatannya membaik, sakitnya hilang, dan rasa takut di hatinya sirna. Allah lalu memerintahkan Yunus kembali kepada penduduk Ninawa yang telah dia tinggalkan. Dia lantas mengajak mereka beriman kepada Allah dan menyampaikan risalah-Nya. Dengan demikian, Allah memberikan kehidupan dan kenikmatan yang baik kepada mereka. Allah berfirman, "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (QS. Ash-Shaffat [37]: 139-148).

    Bangsa Assyria

    Bangsa Assyria merupakan salah satu kabilah Semit. Kabilah Semit tinggal di utara Sungai Tigris setelah dua kali pindah dari wilayah yang berdekatan. Pertama, perpindahan kabilah Semit dari wilayah Babylon pada masa kekuasaan bangsa Akadia. Kedua, migrasi bangsa Arami dari Suriah, dan mereka merupakan golongan Semit yang berhijrah ke wilayah ini. Karena bangsa Semit bersosialisasi dengan kaum lain maka mereka memiliki hubungan bangsa yang berbeda, seperti bangsa Hittites dan Kurdi.

    Nabi Yunus Alaihissalam dalam Al-Qur'an

    Di dalam Al-Quran, nama Yunus, disebutkan sebanyak 5 kali, seperti berikut ini.

    Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 87-88, Firman Allah subhanahu wa ta'ala :

    (Ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan do'anya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.

    Pada Surat Ash-Shaaffaat (As-Saffat) [37] : ayat 139-148, Firman Allah subhanahu wa ta'ala:

    Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.

    Pada Surat Yuunus (Yunus) [10] : ayat 98, Firman Allah subhanahu wa ta'ala :

    Mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.

    Pada Surat An-Nisaa' (An-Nisa') [4] : ayat 163, Firman Allah subhanahu wa ta'ala :

    Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.

    Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 86, Firman Allah subhanahu wa ta'ala :

    Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).

    Referensi
    Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
    Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
    Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24.
    Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.
    ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
    Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
    Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
    alquran.bahagia.us, keislaman.com, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
    Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
    Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
    M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
    Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
    Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

    0komentar :

    Posting Komentar

    top