Pada pembahasan-pembahasan yang telah berlalu, kami telah berbicara tentang iman dan definisinya. Telah kita ketahui bahwa iman itu adalah: Pengucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati, beramal dengan anggota tubuh, bertambah dengan menaati Ar-Rahman, dan berkurang dengan menaati setan. Maka mulai edisi ini dan beberapa edisi ke depan kami akan membahas mengenai rukun iman.
Rukun iman -sebagaimana yang telah diketahui bersama- ada 6, yaitu: Iman kepada Allah, iman kepada para malaikat, iman kepada seluruh kitab Allah, iman kepada seluruh rasul-Nya, iman akan adanya hari kiamat, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Adapun iman kepada Allah, maka para ulama menyebutkan kalau dia mengandung 4 perkara: Iman akan adanya Allah, iman kepada rububiah-Nya, iman kepada uluhiah-Nya, serta beriman kepada semua nama dan sifat-Nya.
Iman akan adanya Allah bukanlah perkara yang terlalu butuh untuk dibahas karena seluruh makhluk di langit dan di bumi sudah terfitrahkan untuk meyakini adanya Allah. Adapun makhluk yang mengingkari eksistensi-Nya, maka dia hanya sebatas mengingkarinya dengan mulut, akan tetapi hatinya sangatlah yakin akan eksistensi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karenanya perkara pertama ini tidak akan kami bahas, akan tetapi kami langsung membahas perkara kedua, yaitu beriman kepada rububiah Allah. Maka kami katakan:
Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini bahwa Allah -Ta’ala-, hanya Dialah yang bersendirian dalam penciptaan, penguasaan, dan pengaturan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ุฅَِّู ุฑَุจَُّูู ُ ุงُّููู ุงَّูุฐِู ุฎَََูู ุงูุณَّู َุงَูุงุชِ َูุงูุฃَุฑْุถَ ِูู ุณِุชَّุฉِ ุฃََّูุงู ٍ ุซُู َّ ุงุณْุชََูู ุนََูู ุงْูุนَุฑْุดِ ُูุบْุดِู ุงََّْูููู ุงََّูููุงุฑَ َูุทُْูุจُُู ุญَุซِูุซุงً َูุงูุดَّู ْุณَ َูุงَْููู َุฑَ َูุงُّููุฌُูู َ ู ُุณَุฎَّุฑَุงุชٍ ุจِุฃَู ْุฑِِู ุฃَูุงَ َُูู ุงْูุฎَُْูู َูุงูุฃَู ْุฑُ ุชَุจَุงุฑََู ุงُّููู ุฑَุจُّ ุงْูุนَุงَูู َِูู
“Sesungguhnya Tuhan kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. Al-A’raf : 54)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َِِّููู ู ُُْูู ุงูุณَّู َุงَูุงุชِ َูุงْูุฃَุฑْุถِ َูุฎُُْูู ู َุง َูุดَุงุกُ ََููุจُ ِูู َْู َูุดَุงุกُ ุฅَِูุงุซุงً َََูููุจُ ِูู َู َูุดَุงุกُ ุงูุฐُُّููุฑَ
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki”. (QS. Asy-Syura : 49)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
َُูู ู ُُْูู ุงูุณَّู َุงَูุงุชِ َูุงْูุฃَุฑْุถِ ُูุญِْูู َُููู ِูุชُ ََُููู ุนََูู ُِّูู ุดَْูุกٍ َูุฏِูุฑٌ
“Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Hadid : 2)
Kaum Musyrikin Tidak Menyelisihi Dalam Tauhid Rububiyyah
Tauhid (jenis) inilah yang dinamakan Tauhid Rububiyyah. Tauhid inilah yang terpatri di dalam jiwa-jiwa manusia, tidak ada seorangpun dari manusia yang menyelisihi di dalamnya baik yang mukmin maupun yang kafir, sebagaimana yang firman Allah -Ta’ala- tentang orang-orang kafir:
Kaum Musyrikin Tidak Menyelisihi Dalam Tauhid Rububiyyah
Tauhid (jenis) inilah yang dinamakan Tauhid Rububiyyah. Tauhid inilah yang terpatri di dalam jiwa-jiwa manusia, tidak ada seorangpun dari manusia yang menyelisihi di dalamnya baik yang mukmin maupun yang kafir, sebagaimana yang firman Allah -Ta’ala- tentang orang-orang kafir:
ََููุฆِู ุณَุฃَْูุชَُูู ู َّْู ุฎَََูู ุงูุณَّู َุงَูุงุชِ َูุงْูุฃَุฑْุถَ َََُُّูููููู ุงَُّููู ُِูู ุงْูุญَู ْุฏُ َِِّููู ุจَْู ุฃَْูุซَุฑُُูู ْ َูุง َูุนَْูู َُูู
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab : “Allah”. Katakanlah: “Segala puji bagi Allah”; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (QS. Luqman : 25)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman tentang mereka:
َูู َุง ُูุคْู ُِู ุฃَْูุซَุฑُُูู ْ ุจِุงِّููู ุฅِูุงَّ َُููู ู ُّุดْุฑَُِููู
“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)”. (QS. Yusuf : 106)
Mujahid -rahimahullah- berkata, “Iman mereka (adalah) ucapan mereka, [“Allah pencipta kami, Yang memberi rezki kepada kami dan Yang mematikan kami”]. Maka ini adalah iman disertai dengan kesyirikan (berupa) penyembahan mereka kepada selain-Nya”.
Keyakinan Kaum Musyrikin Bahwa Sembahan-Sembahan Mereka (Hanya) Dijadikan Wasilah Kepada Allah, Bukannya Mereka yang Mencipta dan yang Memberi Rezki
Kaum musyrikin tidak pernah meyakini bahwa sembahan-sembahan mereka menjadi syarikat Allah dalam penciptaan, bahkan mereka meyakini bahwa hal itu (penciptaan) hanya milik Allah semata, dan (mereka meyakini) bahwa sembahan-sembahan mereka (hanya) dijadikan sebagai wasilah kepada Allah dan dijadikan sebagai pemberi syafa’at di sisi Allah sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
ุฃََูุง َِِّููู ุงูุฏُِّูู ุงْูุฎَุงِูุตُ َูุงَّูุฐَِูู ุงุชَّุฎَุฐُูุง ู ِู ุฏُِِููู ุฃََِْูููุงุก ู َุง َูุนْุจُุฏُُูู ْ ุฅَِّูุง َُِูููุฑِّุจَُููุง ุฅَِูู ุงَِّููู ุฒَُْููู ุฅَِّู ุงََّููู َูุญُْูู ُ ุจََُْูููู ْ ِูู ู َุง ُูู ْ ِِููู َูุฎْุชََُِูููู ุฅَِّู ุงََّููู َูุง َْููุฏِู ู َْู َُูู َูุงุฐِุจٌ ََّููุงุฑٌ
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”. (QS. Az-Zumar : 3)
Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ُْูู ุฃَุฑَุฃَْูุชُู ْ ุดُุฑََูุงุกُูู ُ ุงَّูุฐَِูู ุชَุฏْุนَُูู ู ِู ุฏُِูู ุงَِّููู ุฃَุฑُِููู ู َุงุฐَุง ุฎََُูููุง ู َِู ุงْูุฃَุฑْุถِ ุฃَู ْ َُููู ْ ุดِุฑٌْู ِูู ุงูุณَّู َุงَูุงุชِ ุฃَู ْ ุขุชََْููุงُูู ْ ِูุชَุงุจุงً َُููู ْ ุนََูู ุจََِّููุฉٍ ู ُِّْูู ุจَْู ุฅِู َูุนِุฏُ ุงูุธَّุงِูู َُูู ุจَุนْุถُُูู ุจَุนْุถุงً ุฅَِّูุง ุบُุฑُูุฑุงً
“Katakanlah: “Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kalian seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang zalim itu sebahagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebahagian yang lain, melainkan tipuan belaka”. (QS. Fathir : 40)
Dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman tentang orang-orang musyrik Quraisy:
َََُُููููููู ุฃَุฆَِّูุง َูุชَุงุฑُِููุง ุขَِููุชَِูุง ِูุดَุงุนِุฑٍ ู َّุฌٍُْููู
“Dan mereka berkata, “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?”. (QS. Ash-Shaffat : 36)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman tentang mereka:
ุฃَุฌَุนََู ุงْูุขَِููุฉَ ุฅَِููุงً َูุงุญِุฏุงً ุฅَِّู َูุฐَุง َูุดَْูุกٌ ุนُุฌَุงุจٌ
“Mengapa ia menjadikan sembahan-sembahan itu Sembahan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan”. (QS. Shad : 5)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala hanya mentaqrir (menjelaskan) tauhid ini untuk menetapkan, menguatkannya dan berdalil dengannya akan wajibnya tauhid Uluhiyah. Karena tauhid rububiyyah mengharuskan tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّููุงุณُ ุงุนْุจُุฏُูุงْ ุฑَุจَُّูู ُ ุงَّูุฐِู ุฎَََُูููู ْ َูุงَّูุฐَِูู ู ِู َูุจُِْููู ْ َูุนََُّููู ْ ุชَุชََُّููู
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kalian bertakwa”. (QS. Al-Baqarah : 21)
Allah berfirman :
ุฎَََُูููู ู ِّู َّْููุณٍ َูุงุญِุฏَุฉٍ ุซُู َّ ุฌَุนََู ู َِْููุง ุฒَْูุฌََูุง َูุฃَูุฒََู َُููู ู ِّْู ุงْูุฃَْูุนَุงู ِ ุซَู َุงَِููุฉَ ุฃَุฒَْูุงุฌٍ َูุฎُُُْูููู ْ ِูู ุจُุทُِูู ุฃُู ََّูุงุชُِูู ْ ุฎَْููุงً ู ِู ุจَุนْุฏِ ุฎٍَْูู ِูู ุธُُูู َุงุชٍ ุซََูุงุซٍ ุฐَُِููู ُ ุงَُّููู ุฑَุจُُّูู ْ َُูู ุงْูู ُُْูู َูุง ุฅََِูู ุฅَِّูุง َُูู َูุฃََّูู ุชُุตْุฑََُููู
“Dia menciptakan kalian dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kalian delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kalian dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kalian, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Sembahan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kalian dapat dipalingkan?”. (QS. Az-Zumar : 6)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
ِูุฅَِููุงِู ُูุฑَْูุดٍ. ุฅَِููุงِِููู ْ ุฑِุญَْูุฉَ ุงูุดِّุชَุงุก َูุงูุตَِّْูู. ََْูููุนْุจُุฏُูุง ุฑَุจَّ َูุฐَุง ุงْูุจَْูุชِ. ุงَّูุฐِู ุฃَุทْุนَู َُูู ู ِّู ุฌُูุนٍ َูุขู ََُููู ู ِّْู ุฎٍَْูู
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka`bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan”. (QS. Quraisy : 1-4)
Allah -Ta’ala- menyebutkan bahwasanya Dia sajalah Pencipta dan Pemberi rezki kepada mereka. Ini merupakan perkara yang tidak diragukan oleh mereka. Dia (Allah -Ta’ala-) menjadikan hal tersebut (pengakuan mereka akan rububiyah Allah) sebagai hujjah atas mereka tentang wajibnya mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
ُِูู ุงْูุญَู ْุฏُ َِِّููู َูุณََูุงู ٌ ุนََูู ุนِุจَุงุฏِِู ุงَّูุฐَِูู ุงุตْุทََูู ุขَُّููู ุฎَْูุฑٌ ุฃَู َّุง ُูุดْุฑَُِููู. ุฃَู َّْู ุฎَََูู ุงูุณَّู َุงَูุงุชِ َูุงْูุฃَุฑْุถَ َูุฃَูุฒََู َُููู ู َِّู ุงูุณَّู َุงุกِ ู َุงุก َูุฃَูุจَุชَْูุง ุจِِู ุญَุฏَุงุฆَِู ุฐَุงุชَ ุจَْูุฌَุฉٍ ู َّุง َูุงَู َُููู ْ ุฃَู ุชُูุจِุชُูุง ุดَุฌَุฑََูุง ุฃَุฅٌَِูู ู َّุนَ ุงَِّููู ุจَْู ُูู ْ َْููู ٌ َูุนْุฏَُِููู. ุฃَู َّู ุฌَุนََู ุงْูุฃَุฑْุถَ َูุฑَุงุฑุงً َูุฌَุนََู ุฎَِูุงََููุง ุฃََْููุงุฑุงً َูุฌَุนََู ََููุง ุฑََูุงุณَِู َูุฌَุนََู ุจََْูู ุงْูุจَุญْุฑَِْูู ุญَุงุฌِุฒุงً ุฃุกٌَูู ู َّุนَ ุงَِّููู ุจَْู ุฃَْูุซَุฑُُูู ْ َูุง َูุนَْูู َُูู. ุฃَู َّู ُูุฌِูุจُ ุงْูู ُุถْุทَุฑَّ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงُู ََْูููุดُِู ุงูุณُّูุกَ ََููุฌْุนَُُููู ْ ุฎََُููุงุก ุงْูุฃَุฑْุถِ ุฃَุฅٌَِูู ู َّุนَ ุงَِّููู َِููููุงً ู َّุง ุชَุฐََّูุฑَُูู. ุฃَู َّู َْููุฏُِููู ْ ِูู ุธُُูู َุงุชِ ุงْูุจَุฑِّ َูุงْูุจَุญْุฑِ َูู َู ُูุฑْุณُِู ุงูุฑَِّูุงุญَ ุจُุดْุฑุงً ุจََْูู َูุฏَْู ุฑَุญْู َุชِِู ุฃَุฅٌَِูู ู َّุนَ ุงَِّููู ุชَุนَุงَูู ุงَُّููู ุนَู َّุง ُูุดْุฑَُِููู
“Katakanlah: “Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia?” Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kalian sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran). Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kalian (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain)? Amat sedikitlah kalian mengingati (Nya). Atau siapakah yang memimpin kalian dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa (pula) kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)”. (QS. An-Naml : 59-63)
Di dalam semua ayat-ayat ini Allah -Ta’ala- mengingkari orang-orang musyrikin -yang telah mengakui bahwa hanya Dia (Allah) -Ta’ala- saja Pencipta langit dan bumi, serta Yang memberi manfaat dan mudharat- dengan menyatakan bahwa pengakuan ini (yakni terhadap rububiyah Allah) tidaklah bermanfaat untuk mereka tatkala mereka mengangkat sembahan lain di samping Allah. Mereka berdoa (menyeru) sembahan tersebut sebagaimana mereka berdo’a (menyeru) Allah.
Di dalam semua ayat-ayat ini Allah -Ta’ala- mengingkari orang-orang musyrikin -yang telah mengakui bahwa hanya Dia (Allah) -Ta’ala- saja Pencipta langit dan bumi, serta Yang memberi manfaat dan mudharat- dengan menyatakan bahwa pengakuan ini (yakni terhadap rububiyah Allah) tidaklah bermanfaat untuk mereka tatkala mereka mengangkat sembahan lain di samping Allah. Mereka berdoa (menyeru) sembahan tersebut sebagaimana mereka berdo’a (menyeru) Allah.
Inilah kontradiksi yang sebenarnya menyelisihi syari’at dan akal sebab barangsiapa yang bersendirian dalam semua pengaturan berupa penciptaan, pemberian rezki, menghidupkan dan mematikan, maka (Dialah) yang berhak untuk diesakan dengan semua bentuk-bentuk ketaatan.
Oleh karena itulah Allah -Ta’ala- mengingkari mereka dengan firmanNya:
ุฃَุกٌَูู ู َّุนَ ุงَِّููู
“Apakah ada sembahan (lain) bersama Allah?!”. (QS. An-Naml : 60, 61, 62, 63 dan 64)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak berfirman: “Apakah ada pencipta (lain) bersama Allah?!”, karena mereka tidak menyelisihi dalam hal ini.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak berfirman: “Apakah ada pencipta (lain) bersama Allah?!”, karena mereka tidak menyelisihi dalam hal ini.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjelaskan batilnya kesyirikan dalam rububiyah dan seandainya hal itu terjadi (yakni ada Tuhan selain Allah) maka akan rusaklah langit dan bumi. Ini juga bisa dipahami dengan akal secara langsung. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ู َุง ุงุชَّุฎَุฐَ ุงَُّููู ู ِู ََููุฏٍ َูู َุง َูุงَู ู َุนَُู ู ِْู ุฅٍَِูู ุฅِุฐุงً َّูุฐََูุจَ ُُّูู ุฅٍَِูู ุจِู َุง ุฎَََูู ََููุนََูุง ุจَุนْุถُُูู ْ ุนََูู ุจَุนْุถٍ ุณُุจْุญَุงَู ุงَِّููู ุนَู َّุง َูุตَُِููู
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada sembahan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada sembahan beserta-Nya, masing-masing sembahan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari sembahan-sembahan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu”. (QS. Al-Mu`minun : 91)
[diterjemah dari Al-Mu'taqad Ash-Shahih karya Asy-Syaikh Abdussalam Barjis, pada bab pertama.]
[diterjemah dari Al-Mu'taqad Ash-Shahih karya Asy-Syaikh Abdussalam Barjis, pada bab pertama.]
0komentar :
Posting Komentar