Semoga Keselamatan, Rahmat dan Barakah Allah selalu tercurah atas kalian semuanya.
Firman Allah subhanahu wa ta’alaa :
“Demi masa ( Waktu ‘Ashar)…. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam Kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3)
Bagaimana kita memahami masa atau waktu hidup kita?Pernahkah Sahabat melihat pemuda yang mendapat harta warisan yang banyak dan sebuah perusahaan, tetapi kemudian dia membelanjakan hartanya tanpa perhitungan, sehingga dalam waktu yang tidak lama hartanya habis dan perusahaan tersebut bangkrut?
Bagaimana pandangan kita ?Tentu kita sangat menyayangkannya, dan menganggap pemuda tersebut sebagai orang yang bodoh dalam arti tidak mengerti dan memahami, karena bila harta tersebut digunakan dengan bijaksana, bisa jadi bukan habis tetapi akan berkembang dan bertambah banyak.
Sekarang perhatikan diri kita, bisa jadi diri kita juga bersikap seperti pemuda tadi, kita seringkali menghabiskan modal yang paling bernilai yang kita miliki,hanya untuk sesuatu yang sama sekali tidak berarti.
Apakah modal yang paling bernilai tersebut?Benar sekali, modal kita yang paling bernilai adalah WAKTU atau Uumur kita.“ Kemuliaan umur dan waktu, lebih bernilai dibandingkan kemuliaan harta”
Bila kita perhatikan dengan cermat,
manusia itu pada hakikatnya adalah pengendara di atas punggung usia, ia menempuh perjalanan hidupnya melewati detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, dan hari demi hari…Dimana dia menjahui dunia dan mendekati liang kubur.
Seoranng ahli hikmah mengatakan:
“Aku heran terhadap orang yang menyambut dunia yang sedang pergi meninggalkannya, tetapi malahan berpaling dari akhirat yang sedang berjalan menuju kepadanya.”
Dan kalau direnungkan, kita akan heran dengan diri kita sendiri,Kita menangis bila harta berkurang, tetapi kita tidak menangis bila usia kita yang berkurang.
Bahkan diantara kita merayakannya dengan pesta pora yang semarak pada saat ulang tahun. Bukankah bertambah umur, berkuranglah jatah waktu hidup kita di dunia?
Dan kita merayakannya dengan pesta pora?Bukankah ini sebuah kebodohan dan keanehan?
merayakan dengan pesta pora terhadap kehilangan sesuatu yang paling berharga?
Satu lagi keanehan diri manusia…
Yaitu mau berjuang mati-matian untuk mendapatkan sesuatu yang belum pasti,
Tetapi untuk hal yang sudah pasti atau akhirat, manusia menghadapinya dengan sekedarnya.
Bahkan sebagian besar tidak menyiapkannya sama sekali, dan mereka hanya menyiapkan sesuatu yang tidak pasti atau lebih keduniawi.
Bukankah kehidupan dunia adalah sesuatu yang tidak pasti ?
Dan kematian adalah sesuatu yang sudah pasti ?
Allah subhanahu wa ta’alaa berfirman:
“Maka apakah kalian semua mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara sia-sia, dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami ?” (QS Al Mukminun : 115)
Bila kita sadar dengan tujuan keberadaan kita di dunia, tentu kita akan lebih menghargai nikmat waktu dan usia kita dengan selalu MENINGKATKAN KEIMANAN dan AMAL SHALEH kita Karena hanya IMAN dan AMAL SHALEH yang akan DIBAWA MATI. Dan menghargai WAKTU dengan saling NASEHAT-MENASEHATI supaya MENTAATI KEBENARAN
Dan saling NASEHAT-MENASEHATI supaya MENETAPI KESABARAN Karena manusia seringkali LUPA dan LALAI, Karena DUNIA seringkali menipu. Dan karena itu semua adalah KEWAJIBAN kita sebagai KHOLIFAH di bumi ini.
Wallahu a'lam bi showab
Semoga bermanfaat.
Bagaimana kita memahami masa atau waktu hidup kita?Pernahkah Sahabat melihat pemuda yang mendapat harta warisan yang banyak dan sebuah perusahaan, tetapi kemudian dia membelanjakan hartanya tanpa perhitungan, sehingga dalam waktu yang tidak lama hartanya habis dan perusahaan tersebut bangkrut?
Bagaimana pandangan kita ?Tentu kita sangat menyayangkannya, dan menganggap pemuda tersebut sebagai orang yang bodoh dalam arti tidak mengerti dan memahami, karena bila harta tersebut digunakan dengan bijaksana, bisa jadi bukan habis tetapi akan berkembang dan bertambah banyak.
Sekarang perhatikan diri kita, bisa jadi diri kita juga bersikap seperti pemuda tadi, kita seringkali menghabiskan modal yang paling bernilai yang kita miliki,hanya untuk sesuatu yang sama sekali tidak berarti.
Apakah modal yang paling bernilai tersebut?Benar sekali, modal kita yang paling bernilai adalah WAKTU atau Uumur kita.“ Kemuliaan umur dan waktu, lebih bernilai dibandingkan kemuliaan harta”
Bila kita perhatikan dengan cermat,
manusia itu pada hakikatnya adalah pengendara di atas punggung usia, ia menempuh perjalanan hidupnya melewati detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, dan hari demi hari…Dimana dia menjahui dunia dan mendekati liang kubur.
Seoranng ahli hikmah mengatakan:
“Aku heran terhadap orang yang menyambut dunia yang sedang pergi meninggalkannya, tetapi malahan berpaling dari akhirat yang sedang berjalan menuju kepadanya.”
Dan kalau direnungkan, kita akan heran dengan diri kita sendiri,Kita menangis bila harta berkurang, tetapi kita tidak menangis bila usia kita yang berkurang.
Bahkan diantara kita merayakannya dengan pesta pora yang semarak pada saat ulang tahun. Bukankah bertambah umur, berkuranglah jatah waktu hidup kita di dunia?
Dan kita merayakannya dengan pesta pora?Bukankah ini sebuah kebodohan dan keanehan?
merayakan dengan pesta pora terhadap kehilangan sesuatu yang paling berharga?
Satu lagi keanehan diri manusia…
Yaitu mau berjuang mati-matian untuk mendapatkan sesuatu yang belum pasti,
Tetapi untuk hal yang sudah pasti atau akhirat, manusia menghadapinya dengan sekedarnya.
Bahkan sebagian besar tidak menyiapkannya sama sekali, dan mereka hanya menyiapkan sesuatu yang tidak pasti atau lebih keduniawi.
Bukankah kehidupan dunia adalah sesuatu yang tidak pasti ?
Dan kematian adalah sesuatu yang sudah pasti ?
Allah subhanahu wa ta’alaa berfirman:
“Maka apakah kalian semua mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara sia-sia, dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami ?” (QS Al Mukminun : 115)
Bila kita sadar dengan tujuan keberadaan kita di dunia, tentu kita akan lebih menghargai nikmat waktu dan usia kita dengan selalu MENINGKATKAN KEIMANAN dan AMAL SHALEH kita Karena hanya IMAN dan AMAL SHALEH yang akan DIBAWA MATI. Dan menghargai WAKTU dengan saling NASEHAT-MENASEHATI supaya MENTAATI KEBENARAN
Dan saling NASEHAT-MENASEHATI supaya MENETAPI KESABARAN Karena manusia seringkali LUPA dan LALAI, Karena DUNIA seringkali menipu. Dan karena itu semua adalah KEWAJIBAN kita sebagai KHOLIFAH di bumi ini.
Wallahu a'lam bi showab
Semoga bermanfaat.
0komentar :
Posting Komentar