Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ” قَالَ: « يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ. فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِىَ وَكُفِىَ وَوُقِىَ
“Jika seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca (zikir): Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya), maka malaikat akan berkata kepadanya: “(sungguh) kamu telah diberi petunjuk (oleh Allah Ta’ala), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan)”, sehingga setan-setanpun tidak bisa mendekatinya, dan setan yang lain berkata kepada temannya: Bagaimana (mungkin) kamu bisa (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah Ta’ala)?”[1].
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ” قَالَ: « يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ. فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِىَ وَكُفِىَ وَوُقِىَ
“Jika seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca (zikir): Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya), maka malaikat akan berkata kepadanya: “(sungguh) kamu telah diberi petunjuk (oleh Allah Ta’ala), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan)”, sehingga setan-setanpun tidak bisa mendekatinya, dan setan yang lain berkata kepada temannya: Bagaimana (mungkin) kamu bisa (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah Ta’ala)?”[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang mengucapkan zikir ini ketika keluar rumah, dan bahwa ini merupakan sebab dia diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga oleh Allah Ta’ala[2].
Beberapa faidah penting yang dapat kita ambil dari hadits ini:
- Keutamaan yang disebutkan dalam hadits ini akan diberikan kepada orang yang mengucapkan zikir ini dengan benar-benar merealisasikan konsekwensinya, yaitu berserah diri dan bersandar sepenuhnya kepada Allah Ta’ala[3].
- Syaitan tidak memiliki kemampuan untuk mencelakakan orang-orang yang benar-benar beriman dan bersandar sepenuhnya kepada Allah Ta’ala[4], sebagaimana firman-Nya:
{إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ * إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ}
“Sesungguhnya syaitan itu tidak memiliki kekuasaan (untuk mencelakakan) orang-orang yang beriman dan bertawakkal (berserah diri) kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan syaitan hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah” (QS an-Nahl: 99-100).
- Bertawakal (berserah diri dan bersandar sepenuhnya) kepada Allah Ta’ala merupakan sebab utama untuk mendapatkan petunjuk dan perlindungan Allah dalam semua urusan manusia. Allah Ta’ala berfirman,
{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ}
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya” (QS ath-Thalaaq: 3).
Artinya: Barangsiapa yang berserah diri dan bersandar sepenuhnya kepada Allah Ta’ala dalam semua urusan agama dan dunianya, yaitu dengan bersandar kepada-Nya dalam mengusahakan kebaikan bagi dirinya dan menolak keburukan dari dirinya, serta yakin dengan kemudahan yang akan diberikan-Nya, maka Allah Ta’ala akan memudahkan semua urusannya tersebut[5].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
[1] HR Abu Dawud (no. 5095), at-Tirmidzi (no. 3426) dan Ibnu Hibban (no. 822), dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan syaikh al-Albani.
[2] Lihat keterangan imam Ibnu Hibban dalam kitab “Shahih Ibnu Hibban” (3/104).
[3] Lihat kitab “Fiqhul asma-il husna” (hal. 157-158).
[4] Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 449).
[5] Lihat kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hal. 449).
Referensi : Muslim.or.id, penulis Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
Kajian Zikir Ketika Keluar Rumah :
Dalam keseharian kita, aktifitas keluar rumah untuk bekerja, usaha, belajar, ibadah, dan lainnya menjadi rutinitas. Hampir setiap kita melakukannya. Banyak tujuan baik yang kita inginkan saat keluar dari rumah, namun tidak sedikti bahaya yang mengintai kita ketika berada di sana. Berikut ini kami tuliskan dzikir dan doa yang dibaca saat keluar rumah, supaya kegiatan di luar menjadi lebih barakah, mengahasilkan banyak kebaikan dan pahala serta terhindar dari berbagai keburukan.
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Bismillaahi Tawakkaltu ‘Alallaah Laa Haula wa Laa Quwwata Illaa Billaah
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya.”
Dasar Dzikir
Dzikir/doa di atas diriwayatkan dari Anas bin Malik, Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca,
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya.”
Beliau bersabda, Dikatakan pada saat itu, “Engkau telah diberi petunjuk, dicukupkan, dan dijaga. Maka Syetan menjauh darinya sehingga syetan yang lain berkata kepadanya, “Kaifa laka birajulin? (Apa yang bisa engkau lakukan terhadap seseorang) yang telah diberi petunjuk , telah dicukupkan, dan telah dijaga?” (HR. Abu Dawud no. 4431, al-Tirmidzi no. 3348, Ibnu Hibban no. 823, dan Ibnu Sunni dalam ‘Amal al-yaum wa al-Lailah, no. 177. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi no. 3426, Al-Misykah no. 2443, juga dalam Al-Kalim al-Thayyib)
Manfaat dan Faidahnya
Dzikir ini penuh dengan kebaikan, keberkahan, dan manfaat yang diinginkan setiap muslim. Karenanya seorang muslim hendaknya senantiasa merutinkan dzikir ini ketika keluar rumah untuk memenuhi hajat duniawi atau ukhrawinya. Seperti pergi ke masjid, ke pasar, bersafar, ke tempat kerja, atau dalam melaksanakan ibadah haji.
Dengan senantiasa merutinkan dzikir ini dan juga dzikir-dzikir lainnya, seorang hamba akan memiliki hubungan yang baik dan erat dengan Rabbnya. Dengan membaca doa ini seorang hamba mengingatkan dirinya akan kuasa Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa tidak ada daya dan upaya kecuali dari-Nya dan dengan izin-Nya. Bahkan dia meyakini tidak ada kejadian di muka bumi ini kecuali dengan izin dan kehendak-Nya. Sehingga hamba tersebut akan merasa butuh dengan Rabb-nya untuk mendapatkan berbagai kebaikan bagi dirinya, sehingga dia akan selalu bertawakkal kepada-Nya.
Sebagai balasannya, seorang hamba yang membaca dzikir ini akan mendapat penjagaan, pertolongan, dan bimbingan dari Allah dalam menunaikan hajat dunia maupun agamanya. Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik penjaga, penolong dan pemberi petunjuk.
Manfaat lain yang akan diperoleh hamba, dia akan terjaga dari godaan dan gangguan syetan. Syetan akan menjauhinya. Bahkan syetan merasa berputus asa dari menggodanya, sehingga salah satu mereka akan berkata kepada yang lainnya, “(Apa yang bisa engkau lakukan terhadap seseorang) yang telah diberi petunjuk, telah dicukupkan, dan telah dijaga?”
Secara ringkas, bahwa doa ini memiliki manfaat sebagai berikut:
Akan senantiasa mendapat petunjuk ke jalan yang benar. Orang yang bergantung kepada Allah melalui doa ini maka Allah akan senantiasa membimbingnya ke jalan yang benar. Dan barangsiapa yang dibimbing oleh Allah, tidak mungkin ada yang dapat menyesatkannya.
Akan dibantu dalam menjalankan tugas dan hajatnya, baik yang bersifaf duniawi atau ukhrawi. Sehingga dia akan mendapatkan hasil yang baik dan berbarakah.
Akan terlindung dari gangguan musuh dari kalangan jin ataupun menusia.
Orang yang berdzikir dengan doa ini akan memiliki benteng dari syetan sehingga syetan akan menjauh darinya. Bahkan jika ada syetan lain yang ingin menimpakan kemudharatan kepadanya, maka syetan lainya akan mengingatkannya, “Apa yang bisa kamu lakukan terhadap orang yang sudah diberi petunjuk, diberi kecukupan, dan dilindungi.”
Adakah Dzikir Keluar Rumah Lainnya?
Masih ada dzikir lain yang disyariatkan untuk dibaca saat keluar rumah. Yaitu:
اللّهُـمَّ إِنِّـي أَعـوذُ بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـل ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَل ، أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ أَُظْلَـم ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُـجْهَلَ عَلَـيّ
Allaahumma Innii A’udzubika an Adhilla au Udhalla, au Azilla au Uzalla, au Azlima Au Uzlama, au Ajhala au Yujhal ‘Alayya
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan orang lain, dari menzhalimi diriku atau dizhalimi orang lain, dari berbuat bodoh atau dijahilin orang lain.”
Dasar riwayatnya
Dari Ummu Salamah radhiyallaahu ‘anha berkata, “Tidak pernah sekalipun Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumahku kecuali beliau mengangkat pandangannya ke langit, lalu beliau membaca:
اللّهُـمَّ إِنِّـي أَعـوذُ بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـل ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَل ، أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ أَُظْلَـم ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُـجْهَلَ عَلَـيّ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan orang lain, dari menzhalimi diriku atau dizhalimi orang lain, dari berbuat bodoh atau dijahilin orang lain.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Misykatul Mashabih no. 2442)
Kandungannya
Doa ini merupakan doa yang agung, senantiasa dibaca oleh Nabi kita yang mulia pada setiap beliau keluar rumah, sebagaimana yang dinyatakan Ummu Salamah dalam hadits di atas.
Beliau membaca doa ini sambil menghadapkan pandangannya ke langit menunjukkan akan keimanan terhadap sifat tinggi Allah Ta’ala dan keberadaan di atas makhluk-makhluk-Nya. Dia bersemayam di ‘Arsy-Nya. Senantiasa mengawasi hamba-hamba-Nya dan menyertai mereka dengan ilmu, pengawasan, dan pertolongan-Nya. Tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari-Nya, baik yang di bumi maupun di langit. Tidak ada perbuatan kecuali Dia menyaksikan. Dan tidak ada satu ucapan kecuali Dia mendengar-Nya. Karenanya seorang hamba hendaknya sadar akan ke-mahakuasaan Allah Ta’ala ini dengan merasa dilihat, didengar, dan diawasi oleh-Nya. Lalu diikuti dengan keyakinan bahwa Dia Maha mendengar panjatan doa, melihat keadaan hamba, dan Kuasa mengabulkan doa.
Karenanya seorang hamba hendaknya sadar akan ke-mahakuasaan Allah Ta’ala ini dengan merasa dilihat, didengar, dan diawasi oleh-Nya.
Lalu diikuti dengan keyakinan bahwa Dia Maha mendengar panjatan doa, melihat keadaan hamba, dan Kuasa mengabulkan doa.
Orang yang keluar rumah pasti dia akan bertemu dan berinteraksi dengan manusia. Sedangkan sifat manusia ada yang baik dan buruk. Karenanya mungkin sekali terjadi interaksi dan saling mempengaruhi dalam berbagai perkara dan penyimpangan yang harus dijauhi olehnya. Maka dalam doa ini, Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam mengajarkan perlindungan yang komplit, yaitu berlindung dari kesesatan, ketergelinciran, kedzaliman, dan kejahilan. Keempat hal ini membahayakan dan menghancurkan bagi hamba apabila dia terjerumus kepadanya. Keempat keburukan tersebut bisa terjadi tertuju kepada orang lain atas tingkahnya. Dan juga bisa tertuju kepada dirinya atas tingkah orang lain. Dan doa perlindungan dari keempat keburukan ini tertuju pada dua sisi, baik karena perbuatannya sehingga menimpa kepada orang lain atau atas perbuatan orang lain sehingga menimpa pada dirinya.
Allahumma Innii A’uudzubika an Adhilla au Udhalla (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku dan disesatkan orang lain), adalah permohonan kepada Allah agar menjauhkannya dari kesesatan yang menjadi lawan hidayah (petunjuk). Kesesatan bisa dari dirinya sendiri yang terjerumus ke dalam perbuatan dosa, maksiat, dan berbagai penyimpangan atau dia menyesatkan hamba Allah yang lain. Sedangkan kata Udhalla (aku disesatkan), maksudnya: orang lain menyesatkanku.
Terkadang seseorang ketika keluar dari rumahnya dalam kondisi baik dan tentram. Dia tidak ada niatan ingin berbuat buruk dan menyimpang. Lalu di tengah jalan, dia bertemu dengan seseorang yang menyesatkannya dari jalan ketaatan, sehingga dia menyimpang. Dari sini, apabila keluar rumah disunnahkan berlindung kepada Allah dari kesesatan dirinya, atau menyesatkan orang lain, atau disesatkan oleh orang lain.
Au Azilla au Uzalla (tergelincir atau digelincirkan), zulal adalah terjatuh dan tersungkur tanpa disadari oleh seseorang. Maksudnya berlindung dari tergelincir adalah berlindung dari terjerumus ke dalam dosa, kesalahan, dan penyimpangan tanpa disadari. Sedangkan berlindung dari digelincirkan, berlindung agar orang tidak melakukan hal itu kepadaku dengan menjerumuskanku dalam penyimpangan dan kehancuran tanpa kusadari.
Maksudnya berlindung dari tergelincir adalah: berlindung dari terjerumus ke dalam dosa, kesalahan, dan penyimpangan tanpa disadari.
Azlima au Uzlama (menzalimi dan dizalimi), memohon kepada Allah agar menjaga dirinya supaya tidak menzalimi orang lain dalam harta, fisik, kehormatan, atau lainnya. Karena kezaliman akan menjadi kegelapan dan kesengsaraan pada hari kiamat.
Sedangkan berlindung dari dizalimi, adalah berdoa agar tidak menjadi korban kezaliman orang atas fisik, harta, dan kehormatan dirinya atau yang lainnya. Maka dia berdoa agar dijauhkan dari menzalimi orang lain dan dizalimi orang lain.
Sedangkan makna berlindung dari kejahilan diri dan dijahili orang lain, adalah berlindung dari berbuat perbuatan orang-orang bodoh dan berada di atas jalan orang-orang tolol, berupa mencela, mencaci, menghina, meremehkan, dan lainnya, atau seseorang melakukan hal itu kepada diriku. Maka doa ini berisi perlindungan kepada Allah dari melakukan perbuatan orang-orang bodoh atau menjadi korban pebuatan tersebut yang dilakukan orang.
Inilah petunjuk Nabi kita shallallaahu ‘alaihi wasallam yang tidak ada satu kebaikan kecuali dia sampaikan dan perintahkan; dan tidak ada keburukan kecuali sudah dia terangkan dan peringatkan agar tidak melakukannya.
Semoga Allah menjaga diri saya, Anda, dan sekalian kaum mukminin dari keempat keburukan di atas, melalui doa yang kita baca saat keluar rumah. Hadanallaah wa iyyaakum ajma’iin.
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Bismillaahi Tawakkaltu ‘Alallaah Laa Haula wa Laa Quwwata Illaa Billaah
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya.”
Dasar Dzikir
Dzikir/doa di atas diriwayatkan dari Anas bin Malik, Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca,
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya.”
Beliau bersabda, Dikatakan pada saat itu, “Engkau telah diberi petunjuk, dicukupkan, dan dijaga. Maka Syetan menjauh darinya sehingga syetan yang lain berkata kepadanya, “Kaifa laka birajulin? (Apa yang bisa engkau lakukan terhadap seseorang) yang telah diberi petunjuk , telah dicukupkan, dan telah dijaga?” (HR. Abu Dawud no. 4431, al-Tirmidzi no. 3348, Ibnu Hibban no. 823, dan Ibnu Sunni dalam ‘Amal al-yaum wa al-Lailah, no. 177. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi no. 3426, Al-Misykah no. 2443, juga dalam Al-Kalim al-Thayyib)
Manfaat dan Faidahnya
Dzikir ini penuh dengan kebaikan, keberkahan, dan manfaat yang diinginkan setiap muslim. Karenanya seorang muslim hendaknya senantiasa merutinkan dzikir ini ketika keluar rumah untuk memenuhi hajat duniawi atau ukhrawinya. Seperti pergi ke masjid, ke pasar, bersafar, ke tempat kerja, atau dalam melaksanakan ibadah haji.
Dengan senantiasa merutinkan dzikir ini dan juga dzikir-dzikir lainnya, seorang hamba akan memiliki hubungan yang baik dan erat dengan Rabbnya. Dengan membaca doa ini seorang hamba mengingatkan dirinya akan kuasa Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwa tidak ada daya dan upaya kecuali dari-Nya dan dengan izin-Nya. Bahkan dia meyakini tidak ada kejadian di muka bumi ini kecuali dengan izin dan kehendak-Nya. Sehingga hamba tersebut akan merasa butuh dengan Rabb-nya untuk mendapatkan berbagai kebaikan bagi dirinya, sehingga dia akan selalu bertawakkal kepada-Nya.
Sebagai balasannya, seorang hamba yang membaca dzikir ini akan mendapat penjagaan, pertolongan, dan bimbingan dari Allah dalam menunaikan hajat dunia maupun agamanya. Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik penjaga, penolong dan pemberi petunjuk.
Manfaat lain yang akan diperoleh hamba, dia akan terjaga dari godaan dan gangguan syetan. Syetan akan menjauhinya. Bahkan syetan merasa berputus asa dari menggodanya, sehingga salah satu mereka akan berkata kepada yang lainnya, “(Apa yang bisa engkau lakukan terhadap seseorang) yang telah diberi petunjuk, telah dicukupkan, dan telah dijaga?”
Secara ringkas, bahwa doa ini memiliki manfaat sebagai berikut:
Akan senantiasa mendapat petunjuk ke jalan yang benar. Orang yang bergantung kepada Allah melalui doa ini maka Allah akan senantiasa membimbingnya ke jalan yang benar. Dan barangsiapa yang dibimbing oleh Allah, tidak mungkin ada yang dapat menyesatkannya.
Akan dibantu dalam menjalankan tugas dan hajatnya, baik yang bersifaf duniawi atau ukhrawi. Sehingga dia akan mendapatkan hasil yang baik dan berbarakah.
Akan terlindung dari gangguan musuh dari kalangan jin ataupun menusia.
Orang yang berdzikir dengan doa ini akan memiliki benteng dari syetan sehingga syetan akan menjauh darinya. Bahkan jika ada syetan lain yang ingin menimpakan kemudharatan kepadanya, maka syetan lainya akan mengingatkannya, “Apa yang bisa kamu lakukan terhadap orang yang sudah diberi petunjuk, diberi kecukupan, dan dilindungi.”
Adakah Dzikir Keluar Rumah Lainnya?
Masih ada dzikir lain yang disyariatkan untuk dibaca saat keluar rumah. Yaitu:
اللّهُـمَّ إِنِّـي أَعـوذُ بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـل ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَل ، أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ أَُظْلَـم ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُـجْهَلَ عَلَـيّ
Allaahumma Innii A’udzubika an Adhilla au Udhalla, au Azilla au Uzalla, au Azlima Au Uzlama, au Ajhala au Yujhal ‘Alayya
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan orang lain, dari menzhalimi diriku atau dizhalimi orang lain, dari berbuat bodoh atau dijahilin orang lain.”
Dasar riwayatnya
Dari Ummu Salamah radhiyallaahu ‘anha berkata, “Tidak pernah sekalipun Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumahku kecuali beliau mengangkat pandangannya ke langit, lalu beliau membaca:
اللّهُـمَّ إِنِّـي أَعـوذُ بِكَ أَنْ أَضِـلَّ أَوْ أُضَـل ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَل ، أَوْ أَظْلِـمَ أَوْ أَُظْلَـم ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُـجْهَلَ عَلَـيّ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan orang lain, dari menzhalimi diriku atau dizhalimi orang lain, dari berbuat bodoh atau dijahilin orang lain.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Misykatul Mashabih no. 2442)
Kandungannya
Doa ini merupakan doa yang agung, senantiasa dibaca oleh Nabi kita yang mulia pada setiap beliau keluar rumah, sebagaimana yang dinyatakan Ummu Salamah dalam hadits di atas.
Beliau membaca doa ini sambil menghadapkan pandangannya ke langit menunjukkan akan keimanan terhadap sifat tinggi Allah Ta’ala dan keberadaan di atas makhluk-makhluk-Nya. Dia bersemayam di ‘Arsy-Nya. Senantiasa mengawasi hamba-hamba-Nya dan menyertai mereka dengan ilmu, pengawasan, dan pertolongan-Nya. Tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari-Nya, baik yang di bumi maupun di langit. Tidak ada perbuatan kecuali Dia menyaksikan. Dan tidak ada satu ucapan kecuali Dia mendengar-Nya. Karenanya seorang hamba hendaknya sadar akan ke-mahakuasaan Allah Ta’ala ini dengan merasa dilihat, didengar, dan diawasi oleh-Nya. Lalu diikuti dengan keyakinan bahwa Dia Maha mendengar panjatan doa, melihat keadaan hamba, dan Kuasa mengabulkan doa.
Karenanya seorang hamba hendaknya sadar akan ke-mahakuasaan Allah Ta’ala ini dengan merasa dilihat, didengar, dan diawasi oleh-Nya.
Lalu diikuti dengan keyakinan bahwa Dia Maha mendengar panjatan doa, melihat keadaan hamba, dan Kuasa mengabulkan doa.
Orang yang keluar rumah pasti dia akan bertemu dan berinteraksi dengan manusia. Sedangkan sifat manusia ada yang baik dan buruk. Karenanya mungkin sekali terjadi interaksi dan saling mempengaruhi dalam berbagai perkara dan penyimpangan yang harus dijauhi olehnya. Maka dalam doa ini, Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam mengajarkan perlindungan yang komplit, yaitu berlindung dari kesesatan, ketergelinciran, kedzaliman, dan kejahilan. Keempat hal ini membahayakan dan menghancurkan bagi hamba apabila dia terjerumus kepadanya. Keempat keburukan tersebut bisa terjadi tertuju kepada orang lain atas tingkahnya. Dan juga bisa tertuju kepada dirinya atas tingkah orang lain. Dan doa perlindungan dari keempat keburukan ini tertuju pada dua sisi, baik karena perbuatannya sehingga menimpa kepada orang lain atau atas perbuatan orang lain sehingga menimpa pada dirinya.
Allahumma Innii A’uudzubika an Adhilla au Udhalla (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku dan disesatkan orang lain), adalah permohonan kepada Allah agar menjauhkannya dari kesesatan yang menjadi lawan hidayah (petunjuk). Kesesatan bisa dari dirinya sendiri yang terjerumus ke dalam perbuatan dosa, maksiat, dan berbagai penyimpangan atau dia menyesatkan hamba Allah yang lain. Sedangkan kata Udhalla (aku disesatkan), maksudnya: orang lain menyesatkanku.
Terkadang seseorang ketika keluar dari rumahnya dalam kondisi baik dan tentram. Dia tidak ada niatan ingin berbuat buruk dan menyimpang. Lalu di tengah jalan, dia bertemu dengan seseorang yang menyesatkannya dari jalan ketaatan, sehingga dia menyimpang. Dari sini, apabila keluar rumah disunnahkan berlindung kepada Allah dari kesesatan dirinya, atau menyesatkan orang lain, atau disesatkan oleh orang lain.
Au Azilla au Uzalla (tergelincir atau digelincirkan), zulal adalah terjatuh dan tersungkur tanpa disadari oleh seseorang. Maksudnya berlindung dari tergelincir adalah berlindung dari terjerumus ke dalam dosa, kesalahan, dan penyimpangan tanpa disadari. Sedangkan berlindung dari digelincirkan, berlindung agar orang tidak melakukan hal itu kepadaku dengan menjerumuskanku dalam penyimpangan dan kehancuran tanpa kusadari.
Maksudnya berlindung dari tergelincir adalah: berlindung dari terjerumus ke dalam dosa, kesalahan, dan penyimpangan tanpa disadari.
Azlima au Uzlama (menzalimi dan dizalimi), memohon kepada Allah agar menjaga dirinya supaya tidak menzalimi orang lain dalam harta, fisik, kehormatan, atau lainnya. Karena kezaliman akan menjadi kegelapan dan kesengsaraan pada hari kiamat.
Sedangkan berlindung dari dizalimi, adalah berdoa agar tidak menjadi korban kezaliman orang atas fisik, harta, dan kehormatan dirinya atau yang lainnya. Maka dia berdoa agar dijauhkan dari menzalimi orang lain dan dizalimi orang lain.
Sedangkan makna berlindung dari kejahilan diri dan dijahili orang lain, adalah berlindung dari berbuat perbuatan orang-orang bodoh dan berada di atas jalan orang-orang tolol, berupa mencela, mencaci, menghina, meremehkan, dan lainnya, atau seseorang melakukan hal itu kepada diriku. Maka doa ini berisi perlindungan kepada Allah dari melakukan perbuatan orang-orang bodoh atau menjadi korban pebuatan tersebut yang dilakukan orang.
Inilah petunjuk Nabi kita shallallaahu ‘alaihi wasallam yang tidak ada satu kebaikan kecuali dia sampaikan dan perintahkan; dan tidak ada keburukan kecuali sudah dia terangkan dan peringatkan agar tidak melakukannya.
Semoga Allah menjaga diri saya, Anda, dan sekalian kaum mukminin dari keempat keburukan di atas, melalui doa yang kita baca saat keluar rumah. Hadanallaah wa iyyaakum ajma’iin.
0komentar :
Posting Komentar