السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Panel Home
Other Content
HADITSHR BUKHARI
    • Posts
    • Comments
    • Pageviews

  • Translate
  • Belajar Berdialog Dengan Al-Quran




    Di antara tuntutan tadabur Al Quran adalah belajar berdialog dan berinteraksi dengan Al Quran dengan akal dan hatinya. Caranya adalah dengan mencurahkan hatinya untuk mentafakuri makna yang ia baca, mengetahui makna setiap ayat, merenungkan perintah-perintah dan larangan-larangannya, serta menerimanya dengan sepenuh hati.

    Apabila ketika ia membaca Al Quran tersebut ia menyadari kekurangannya pada masa lalu, maka ia segera bertobat dan memohon ampun kepada Allh subhanahu wa ta'ala.

    Jika ia membaca ayat rahmat, Maka ia pun merasakan gembira dan memohon kebaikan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

    Jika ia membaca ayat azab, Maka ia berdoa untuk dihindari dari azab dan memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

    Ketika membaca ayat yang menyucikan Allah subhanahu wa ta'ala, Maka ia segera menyucikan dan memuji Allah subhanahu wa ta'ala

    Sedangkan jika ia melewati ayat doa, Maka ia segera berdoa dan memohon dengan sangat kepada Allah subhanahu wa ta'ala

    Muslim meriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata, Aku shalat bersama Nabi saw. Pada suatu malam , kemudian beliau membaca surat Al Baqarah, An Nisa, dan Al Imran.

    Beliau membacanya dengan perlahan-lahan. Jika ia membca ayat yang mengandung tasbih, beliau bertasbih kepada  Allah subhanahu wa ta'ala. Jika membaca ayat yang berisi doa, beliau segera berdoa.

    Dan jika membaca ayat memohon perlindungan, maka beliau segera memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

    “Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan” (QS Al Muzzammil 73:4)

    dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.E (QS Al Isra 17:106)

    Muslim meriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata, Aku shalat bersama Nabi saw. Pada suatu malam , kemudian beliau membaca surat Al Baqarah, An Nisa, dan Al Imran. Beliau membacanya dengan perlahan-lahan.

    Jika ia membca ayat yang mengandung tasbih, beliau bertasbih kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Jika membaca ayat yang berisi doa, beliau segera berdoa.

    Dan jika membaca ayat memohon perlindungan, maka  beliau segera memohon perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

    “Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan” (QS Al Muzzammil 73:4)

    dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan  berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.E (QS Al Isra 17:106)

    Ia harus memusatkan hatinya untuk memikirkan makna apa yang ia baca dengan lidahnya, mengetahui makna setiap ayat, dan tidak melanjutkan ayat selanjutnya hingga ia mengetahui makna ayat itu.

    Jika ia melewati ayat rahmat, Maka hendaknya ia berhenti dan bergembira dengan apa yang dijanjikan oleh Allah itu dan berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar dimasukkan ke dalam surga.

    Sedangkan jika ia membaca ayat azab, Maka hendaknya ia berhenti untuk merenungkan maknanya. Jika ia termasuk golongan kafir, maka hendaknya ia segera beriman, dan mengucapkan, Aku beriman kepada Allah semata, mengetahui tempat ancaman, dan memohon kepada Allah subhanahu wa ta'alaagar dijaga dari neraka.

    Jika melewati ayat yang di dalamnya terdapat panggilan bagi orang-orang yang beriman seperti.Hai orang-orang yang beriman.

    Hendaknya ia berhenti dahulu di situ

    -Ada sebagian orang yang mengucapkan, Aku penuhi panggilan-Mu wahai Rabbku’ Dan memperhatikan redaksi selanjutnya dari apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang, dan ia meyakini akan menjalankannya.

    Jika hal itu adalah sesuatu yang pernah ia lalaikan di masa lalu, maka hendaknya ia segera memohon ampunan atas perilakunya pada waktu itu, dan bertobat kepada Allah subhanahu wa ta'ala atas kekurangannya itu.

    Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya.” (QS At-Tahrim 66:8)

    Jika ia membaca ayat ini, hendaknya ia mengingkari perbuatan-perbuatan nya di dalam dirinya serta dosa-dosanya dengan orang lain, seperti kedzaliman, ghibah (menggunjing orang lain), dan yang lainnya.

    Dan, ia segera melunasi kedzalimannya itu dan memohon ampunan atas amal perbuatan yang tidak lengkap ia kerjakan.

    Kemudian, ia berniat untuk menunaikannya, dan memohon untuk dibebaskan dari kedzalimannyan kepada orang yang ia dzalimi jika ia masih ada bersamanya, atau menulis surat meminta maaf jika ia berada di tempat lain, serta mengembalikan apa yang pernah ia ambil dengan dzalim dari orang lain.

    Dan ia bertekad untuk menunaikan itu semua pada saat ia membaca Al Quran sehingga Allah subhanahu wa ta'ala mengetahui bahwa ia telah mendengar dan menaati firman-Nya

    Jika ia melewati suatu ayat yang ia tidak tahu maknanya, Maka ia segera mengingat atau mencatatnya untuk kemudian menanyakan kepada orang yang mengetahui maknanya, sehingga ia menjadi penuntut ilmu Al Quran dan menjalankan isinya.

    Jika suatu ayat diperselisihkan oleh ulama tentang pengertiannya, Maka hendaknya ia mengambil pemahaman yang paling ringan. Dan jika ia berhati-hati dan memilih pendapat yang paling kuat, maka itu lebih baik dan lebih selamat bagi agamanya.

    Jika ayat yang ia baca adalah ayat-ayat yang di dalamnya Allah subhanahu wa ta'ala menceritakan berita umat-umat yang telah lalu, Maka perhatikanlah hal itu, dan lihatlah apa yang diputuskan bagi umat itu, selanjutnya kembalilah bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala atas semua itu.

    Jika yang ia baca adalah ayat-ayat perintah atau larangan, Maka niatkanlah untuk menjalankan perintah itu dan mengajak orang lain untuk menjalankannya, serta menjauhkan diri dari larangan-larangan- Nya.

    Jika yang ia baca ancaman yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala bagi kaum mukminin,
    Maka hendaknya ia memperhatikan hatinya.Jika ia cenderung untuk mengharap maka sambunglah dengan perasaan takut,  dan jika ia cenderung untuk takut maka sambunglah dengan harapan, sehingga rasa takut dan harapannya seimbang.

    Itulah kesempurnaan iman.

    Jika ayat-ayat yang ia baca adalah dari kelompok ayat mutasyabihat yang hanya Allah mengetahui takwilnya, Maka terimalah dengan keimanan, seperti diperintahkan oleh Allah dalam QS Al-Imran 3:7

    Jika ia berisi nasihat, maka ambillah nasihat itu. Dan jika ia telah melakukan itu, maka ia telah membaca Al Quran secara tartil dan sempurna.

    Jika manusia telah melakukan hal ini, maka ia telah membaca Al Quran dengan tartil secara sempurna.

    0komentar :

    Posting Komentar

    top