Petuah Bagi Penuntut Ilmu Sejati

(diwan Imam Syafi’I rahimahullah)

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan para pengikutnya.

Menuntut ilmu memiliki kutamaan yang sangat banyak. Dalil dalil tentangnya sangat banyak, dapat kita temukan di Qur’an, Sunnah maupun ucapan sahabat, tabi’in dan pengikut mereka dari kalangan para ulama salaf. Salah satunya Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat al Mujadalah,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“..niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..”(al Mujadalah: 11)

Karena begitu mulianya ilmu –khususnya ilmu agama- maka sudah sepantasnya jika kita semua berangan dan bercita-cita memilikinya. Betapa banyak orang yang memiliki keingingan demikian, dan saya yakin anda juga memiliki keingingan yang mulia ini. Namun masalahnya sebagian penuntut ilmu merasa ‘gagal’ dalam menuntut ilmu, sudah sekian tahun menuntut ilmu tidak ‘pintar’ juga!

Alangkah indahnya apa yang disampaikan imam syafi’i dalam diwannya, sebuah nasehat dan petuah yang begitu bermanfaat yang dapat dijadikan rambu-rambu bagi penuntut ilmu sejati.

Imam Syafi`i berkata :

“ Saudaraku, engkau tak akan memperoleh ilmu Kecuali dengan enam syarat Akan kuterangkan hal itu secara jelas kepadamu. Yaitu kecerdasan, kemauan, bersungguh-sungguh, bekal, mengawani guru dan waktu yang cukup lama.“ (diwan al-imam asy-syafi` /108)

Selain itu hendaknya kita benar-benar menghindari maksiat agar Allah menganugerahkan ilmuNya pada kita dan member keberkahan atas ilmu yang kita miliki, dan sungguh cahaya ilmu bersinar berkat meninggalkan maksiat.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata :

“Aku mengadu kepada Waki’ tentang kelemahan hafalanku Ia pun memberikan nasehat agar aku meninggalkan maksiat. Ia memberitahuku pula bahwa ilmu itu cahaya dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang maksiat ” (diwan al-imam asy-syafi` /61)

Sebagai penutup, berikut ungkapan imam Syafi’i rahimahullah tentang kerajinanya menuntut ilmu-bandingkanlah dengan diri kita-.

Beliau berkata :

“Belajar pada waktu malam terasa enak bagiku daripada berkumpul dengan isteri dan bercumbu rayu..

Dan goresan-goresan penaku di atas kertas-kertas tulis terasa lebih manis daripada merindukan sesuatu..

Dan terasa lebih lezat daripada suara wanita yang dapat mengganggu dalam belajarku..

Aku girang berlenggak-lenggok memecahkan kesulitan belajar hal itu lebih kusenangi daripada mengharap minuman yang enak..

Pada malam hari aku berjaga untuk belajar sedang kamu pada saat itu tidur bagaimana kamu akan menyamaiku..” (diwan al-imam asy-syafi` /77)

Semoga bermanfaat, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam serta keluarga dan sahabatnya.

Maraji’: Terjemahan Diwan imam syafi’I dalam bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar