Bahaya Ambisi Terhadap Kehormatan

Ambisi terhadap kehormatan di dunia merupakan batu sandungan bagi setiap muslim dalam menggapai cita-citanya untuk mendapatkan ridha dan cinta Allah. Ketika ia lebih mengutamakan mencari popularitas, pengaruh, jabatan dan kedudukan dari ridha-Nya, ia akan berjalan menyimpang dari jalan Allah.

Diantara ciri orang yang berambisi untuk memperoleh kehormatan dari manusia:
1. Gila hormat dan pujian serta anti terhadap kritikan
2. Mudah berfatwa meskipun tanpa ilmu
3. Suka menjilat dan berbuat nifak
4. Suka memamerkan amal dan membanggakan keberhasilannya
5. Mudah berbohong, menggunjing, memfitnah orang lain dan berbuat dzalim
6. Menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan
7. Sombong dan dengki
8. Mengutamakan dunia dari akhirat

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda yang artinya: "Kalian akan berambisi atas kekuasaan dan akan menjadi penyesalan pada hari kiamat..." (Bukhari)

"Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk mendebat orang yang bodoh atau menandingi para ulama atau untuk mencari perhatian manusia, maka Allah akan memasukkannya kedalam api neraka".  ( Shahih Riwayat Tirmidzi)

Penyebab dari ambisi terhadap kehormatan adalah mengikuti hawa nafsu yang akan melahirkan cinta dunia. Solusinya adalah takwa, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya,

"Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)".(An-Nazi’aat: 37 – 41)

"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa" ( Al-Qashash:83)

Imam Ibnu Rajab rahimahullah (Wafat tahun 795 H) berkata,
"Barangsiapa sibuk membina dirinya untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah dengan jalan mengenal Allah, takut , cinta kepadaNya, selalu merasa dalam pengawasanNya, tawakal, ridha dengan takdirNya, merasa tentram dan rindu kepadaNya, dia akan sampai kepadaNya. Dia tidak peduli dengan penilaian manusia. Meskipun demikian, Allah akan memberikan kedudukan yang tinggi di mata manusia dan mereka hormat kepadanya padahal dia sendiri tidak menginginkan hal tersebut, bahkan lari menjauhinya dan khawatir kalau kehormatan dunia ini bisa memutuskan jalannya menuju ridha Allah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Mahapemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka kasih sayang". (Maryam : 96)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya: "Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, Dia berfirman: “Wahai jibril Aku mencintai si Fulan, maka cintailah dia!” lalu Jibrilpun mencintainya. Lalu jibril berseru kepada penduduk langit: Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah dia!”, maka penduduk langitpun mencintainya. Kemudian dia di karuniai dengan diterimanya di muka bumi". ( Bukhari dan Muslim)

Kesimpulannya mencari kehormatan di akhirat akan mendapatkan kehormatan akhirat plus kehormatan di dunia, meskipun ia tidak menginginkan dan tidak mencarinya. Sedangkan mencari kehormatan dunia tidak akan bertemu dan tidak akan mungkin berkumpul dengan kehormatan akhirat. Orang yang bahagia adalah orang yang lebih mengutamakan akhirat yang kekal dibandingkan dunia yang fana".

Sumber: Kitab "Syarhun Wa Bayaanun li hadiitsi Maa Dzi'baani Jaa'iaani" oleh: Imam Ibnu Rajab rahimahullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar